“Pengaruh
Faktor Eksternal Nilai Budaya Terhadap Perilaku Konsumen”
Oleh :
Kelompok Lingkungan Keluarga
Ganda Surya Nugraha Aji
J3J112064, Folora Isabella J3J112070, Yusup Munandar
J3J112168, Andari Latief J3J112257, Afifah Reni F. J3J112272, Ilham
Tristiawan J3J212322
PROGRAM
KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
Dosen Praktikum :
Yanti Nuraeni M,SP,M.Agribuss
Hari / tanggal :
Kamis / 18 September 2014
Praktikum :
2
Ruang :
CA K02
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pada makalah sebelumnya kita telah mempelajari tentang
perilaku konsumen dan apa pentingnya mempelajari perilaku konsumen, pada
makalah ini akan dibahas mendalam tentang budaya yang mempengaruhi konsumsi
suatu konsumen. Defini budaya itu sendiri adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakain, bangunan dan
karya seni. Budaya konsumsi
merupakan bentuk dari hubungan antara budaya dan konsumsi. Dimana hubungan
tersebut saling pengaruh mempengaruhi, yaitu budaya dapat mempengaruhi konsumsi,
juga sebaliknya, konsumsi dapat mempengaruhi budaya.
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh
budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling
mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan
nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh
seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar
belakang di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh budaya terhadap konsumsi konsumen;
2.
Untuk mengetahui dan mempelajari nilai-nilai budaya Indonesia yang mempengaruhi perilaku
produsen dan konsumen serta membandingkannya nilai-nilai
budaya negara lain;
3.
Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh iklan yang memberikan nilai
budaya terhadap perilaku konsumen.
Manfaat
Penulisan
Berdasarkan tujuan
penulisan di atas, manfaat dari adanya penulisan makalah ini adalah agar
mahasiswa mampu mengindentifikasi nilai budaya yang
mempengaruhi konsumsi masyarakat Indonesia serta mampu menyeleksi budaya-budaya asing yang
mempengaruhi perubahan konsumsi seiring perkembangan zaman
dengan teknologi yang modern.
PEMBAHASAN
1.
Bagaimana
budaya mempengaruhi konsumsi ? Buatlah analisis terhadap persoalan di atas
dengan memberikan contoh kasus (minimal 3 contoh) !
Pengaruh
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh Budaya (Norma kemasyarakatan,
pengaruh kedaerahan atau kesukuan. Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi
atas harta milik konsumen), Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup
referensi). Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan.
Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat. Pengaruh budaya sangat
alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima
begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita akan
otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawaban itu
sudah berupa jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya dalam
perilaku kita. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang
memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru
menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang.
Kemudian
akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan
dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya
menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu
merupakan kebiasaan yang baik bila dibandingkan dengan budaya yang tidak
mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari. Jadi, konsumen
melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan
latar belakang kebudayaan yang mereka miliki. Dan, setiap individu akan
mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri. Berikut beberapa cotoh
kasus persoalan diatas, yaitu :
a)
Contoh
kasus 1
Banyaknya pengaruh yang masuk dalam kebudayaan Indonesia
tidak hanya mempengaruhi sikap dan perilaku sehari-hari masyarakat Indonesia
tapi juga mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi. Sebagai contoh, di
tengah maraknya budaya jepang dan korea yang sedang berkembang di Indonesia,
tidak sedikit konsumen yang mulai membeli barang-barang yang bertemakan
Jepang/Korea. Seperti halnya makanan, banyak konsumen awalnya mengkonsumsi
masakan daerah dari Indonesia kini beralih mengkonsumsi ramen, sushi, kimchi,
dsb. Untuk penampilan pun banyak konsumen yang kini mengincar baju (ex : coat,
dress) dan tas ala artis-artis korea dan make-up dengan brand korea.
Sedangkan untuk budaya jepang, beberapa kalangan mengadakan acara cosplay dimana
pihak-pihak yang berpartisipasi dalam acara tersebut harus menggunakan costum
layaknya karakter-karakter anime atau tokoh jepang lainnya, dan tentu saja hal
tersebut membutuhkan perlengkapan yang harus dibeli. Untuk beberapa kalangan
yang merupakan profesional cosplayer, mereka sudah banyak mengumpulkan
barang-barang bertemakan jepang tersebut. Bahkan tak jarang penampilan
sehari-hari dan kehidupan mereka pun didasari pada budaya jepang.
b)
Contoh kasus 2
Beras
merupakan makanan pokok masayarakat Indonesia,ini sudah menjadi kebiasaan atau
bisa disebut kebudayaan yang tanpa sadar telah mengakar dalam diri masyarakat
Indonesia sehingga tercipta lah kalimat “belum makan nasi berarti belum
makan”,sehingga pembelian beras sangat tinggi di Indonesia bahkan ada produsen
yang mengimpor beras untuk mendapat kuliatas yang bagus dibandingkan kualitas
beras di Indonesia guna menarik minat para konsumen.
c)
Contoh
kasus 3
Budaya hari raya merupakan hal yang
selalu terjadi setiap tahunnya. Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki
5 agama dalam satu negara,saat hari raya besar yang berasal dari 5 agama
berlangsung akan sangat mempengaruhi konsumsi masyarakat. Seperti hari raya
Idul fitri atau lebaran,budaya yang telah tertanam dalam masyrakat Indonesia
sejak dulu adalah menyediakan ketupat dan opor ayam,kedua makanan ini merupakan
makanan yang dianggap wajib dalam memeriahkan idul Fitri. Dengan budaya yang
seperti ini pembelian dan konsumsi ayam dan beras akan sangat meningkat
sehingga sangat menguntungkan bagi para pedagang,begitu pula saat natal tiba
pembelian pernak-pernik natal akan meningkat tajam.
d)
Contoh
kasus 4
Pernikahan di Indonesia merupakan hal
yang dianggap sakral dan penting,bagi masyarakat Indonesia pernikahan harus
diadakan sesuai kebudayaan yang dimiliki masing-masing masyarakat. Dengan
adanya pernikahan maka pembelian barang-barang yang berhubungan dengan
pernikahan itu pun meningkat. Dan perlu diingat bahwa kebudayaan-kebudayaan di
Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat dibilang “rumit”,sehingga hal ini
dapat meningkat konsumsi seseorang.
e)
Contoh
kasus 5
Adanya
perbedaan pola makan/konsumsi/makanan pokok dari setiap suku-etnis; Contoh :
orang Timor pola makan lebih kepada jagung, orang Jawa pola makan lebih kepada
beras.
2.
Berikan
analisis mengenai nilai-nilai inti masyarakat Indonesia ! Pertimbangkan
bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku seorang pemasar produk-produk agribisnis ?
Bandingkan dengan nilai-nilai inti barat (misalnya Eropa dan Amerika) Berikan
minimal 3 contoh masing-masing sebagai perbandingan !
Budaya mengacu pada seperangkat
nilai, gagasan, artefak dan simbol yang mempunyai makna, yang membantu individu
berkomunikasi, memberikan tafsiran serta melakukan evaluasi. Budaya tidak hanya
bersifat naluriah saja, namun budaya memberikan dampak pada perilaku yang dapat
diterima di dalam masyarakat. Beberapa sikap dan perilaku yang dipengaruhi
budaya (James Engel,2002 :70).
a.
Rasa dan ruang
b.
Komunikasi dan
bahasa
c.
Pakaian dan
penampilan
d.
Makanan dan
kebiasaan makan
e.
Waktu
f.
Hubungan (Keluarga,
Organisasi, Pemerintah)
g.
Nilai dan norma
h.
Kepercayaan dan
sikap
i.
Proses mental dan
pembelajaran
j.
Kebiasaan Kerja
Budaya mencakup elemen abstrak dan materiil, elemen abstrak
mencakup nilai, Konsumen mendapatkan nilai nilai budaya karena budaya merupakan
sesuatu yang bisa dipelajari, saat manusia lahir ia belajar tentang norma yang
berada dilingkungannya, yang dilakukan dengan cara peniruan (imitation) atau dengan mengamati proses
yang terjadi didalam masyarakat. Pada saat akan membuat perencanaan iklan perlu
diketahui pula nilai-nilai budaya yang dianut oleh konsumen, misalnya tentang
cara berpakaian, selera makanan, cara mereka menghabiskan waktu luang, dan lain
sebagainya.
Budaya selalu ditanamkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, terutama dilakukan melalui lembaga seperti keluarga, pendidikan, agama,
dan sekolah. Sehingga, nilai-nilai budaya yang ditanamkan sejak kecil melalui
keluarga, akan tertanam dalam individu sejak kecil hingga dewasa, meskipun
nilai-nilai budaya juga bisa ditanamkan melalui pendidikan, dimana pendidikan
sebagai proses belajar dan transfer ilmu juga dipakai untuk mengenalkan budaya
kepada individu. Individu mengenal budaya dari sejak sekolah dasar, dan
diajarkan untuk mencintai budaya yang ada, sehingga peran budaya ini akan
terbawa dalam sikap dan perilaku konsumen.
Budaya senantiasa berkembang dan budaya menjadi sebuah
entitas (entity), dimana budaya
merupakan entitas yang melayani manusia dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
biologis dan sosial dasar dari masyarakat. Budaya bersifat adaptif, dimana
strategi pemasaran yang didasarkan pada nilai-nilai masyarakat harus bersifat
adaptif. Budaya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,
sehingga untuk mengenali trend yang ada didalam masyarakat serta menciptakan
strategi pemasaran yang tepat, harus mengacu pada nilai budaya yang ada dalam
masyarakat, karena hal-hal yang terjadi di dalam masyarakat bisa saja
kontroversial tetapi dengan adanya budaya, maka perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat dapat diprediksi dengan menggunakan budaya setempat.
Kebudayaan Barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan
kesadarannya dengan cara memahami ilmu pengetahuan dan filsafat. Sedangkan Kebudayaan
Timur adalah kebudayaan
yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan
fisik dan mental.
Nilai-Nilai
Budaya
|
TIMUR
|
BARAT
|
|
INDONESIA
|
EROPA
|
AMERIKA
|
|
Umum
|
Menyukai hal yang bermacam-macam (Bersifat mengikuti trend
dan mayoritas)
|
Menyukai hal yang memiliki nilai seni tinggi
|
Menyukai hal yang bersifat modern, kepraktisan, dan
kenyamanan
|
Makanan
|
Memiliki ciri khas akan rempah-rempah sehingga memiliki
cita rasa yang sangat kuat
|
Lebih banyak mengandung susu dan sangat sedikit rempah,
lebih bersifat instant
|
|
Pakaian
|
Lebih cenderung berpakaian tertutup dan sopan, karena
penampilan dapat menunjukan sifat seseorang
|
Pakaiannya bebas, memakai pakaian yang ala kadarnya, yang
dapat membuat rasa nyaman
|
|
Fasilitas dan Teknologi
|
Cenderung masih memakai apa yang diajarkan nenek moyangnya
dulu, masih memakai cara tradisional
|
Canggih dan modern, dapat melakukan sesuatu secara
instant, cepat dan tepat
|
3.
Carilah
3 buah iklan dalam negeri atau luar negeri (visual, audio, atau audio visual).
Bagaimana masing-masing iklan tersebut dinilai berdasarkan nilai budaya dan
etnis suatu budaya atau wilayah/negara/kelompok. Nilai apa yang digambarkan
dari masing-masing iklan tersebut, berikan analisis yang mendalam!
Nilai adalah
kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu
masyarakat. Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuai dengan
budayanya. (Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc; 2002). Pemahaman tentang budaya suatu
masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan
oleh konsumen.
Dibawah ini
merupakan contoh iklan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen sesuai dengan
budayanya :
a.
Iklan
Jamu Nyonya Meneer (Indonesia)
Selama
berabad – abad, bangsa Indonesia telah memiliki budaya untuk menggunakan
tumbuhan lokal untuk merawat kecantikan, menjaga kebugaran tubuh dan
menyembuhkan berbagai penyakit. Kebiasaan tersebut diturunkan dari generasi ke generasi
berikutnya hingga zaman modern seperti sekarang. Beberapa orang yang memiliki insting
bisnis atau kewirausahaan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk
membuat produk-produk obat tradisional atau yang dikenal sebagai jamu.
Jamu
adalah obat tradisional masyarakat Indonesia khususnya Jawa yang telah
dikonsumsi selama puluhan abad. Dahulu, masyarakat meracik sendiri segala macam
tumbuhan untuk dibuat jamu. Dengan adanya pengusaha yang membuat jamu, maka
jamu diproduksi secara massal dan diperjualbelikan. Salah satu pelopor pembuat
jamu ini adalah Nyonya Meneer dengan produk jamunya yang bermerek Nyonya
Meneer.
Dimana
Nyonya Meneer ini memanfaatkan budaya tradisional dalam mengembangkan berbagai
produk jamunya. Tumbuh – tumbuhan yang biasa dipakai oleh masyarakat sebagai
bahan jamu dimanfaatkannya sebagai bahan baku produksi jamunya. Jamu yang
semula adalah produk rumah tangga yang hanya dikonsumsi oleh kalangan terbatas,
sekarang telah menjelma menjadi industri modern.
Iklan
dari Jamu Nyonya Meneer ini menggambarkan adanya nilai berupa budaya masyarakat
Indonesia yang dipertahankan produsen dalam mengembangkan produknya meskipun
kini zaman sudah lebih modern dan berteknologi tinggi. Jadi, dengan adanya
iklan Jamu Nyonya Meneer ini merupakan salah satu contoh bagaimana pemahaman
terhadap budaya suatu masyarakat bisa memberikan inspirasi untuk mengembangkan
suatu produk industry.
(Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=wwKbR6rEzow)
b.
Iklan
Kopi Kapal Api (Indonesia)
Dalam iklan kopi Kapal Api ini
mengangkat pesona keindahan, kekayaan alam, dan budaya Indonesia. Dimana
pengangkatan tema ini merupakan wujud kecintaan produsen kepada Indonesia.
Meskipun iklan ini baru diimplementasikan pada tahun 2011, namun Kapal Api
sudah sejak lama mengampanyekan kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan
Indonesia, seperti wayang kulit dan wayang golek di beberapa daerah Jawa Barat
dan Jawa Tengah.
Bagi produsen Kapal Api,
penayangan iklan tersebut diharapkan dapat membangun pencitraan merek sesuai
visi perusahaan untuk menjadi produsen kopi yang dominan dan memiliki reputasi
yang baik, sehingga menciptakan ikatan yang kuat dengan konsumen. Ini berguna
untuk menjaga loyalitas dan menanamkan pemikiran di benak konsumen, bahwasanya
kopi bukan lagi sebagai bagian dari produk, tetapi menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat.
Apabila dicermati, tayangan iklan
produk kopi yang kini menghiasi layar televisi masyarakat kita masih berkutat
pada komunikasi pemasaran yang menitikberatkan pada manfaat secara fungsional dari
sebuah produk. Hal inilah yang mendorong produsen Kapal Api untuk
mengombinasikan secara rasional manfaat fungsional produk dengan merek secara
emosional. Bentuk realisasi yang dilakukan Kapal Api adalah membuat kampanye
bertajuk “Secangkir Semangat untuk Indonesia” dalam pembuatan iklannya.
Iklan Kopi Kapal
Api ini merupakan upaya untuk
memberikan nilai lebih pada mereknya, yaitu berupa sebuah “roh”. Roh tersebut
membuat merek itu hidup, tidak sekadar menjadi sebuah nama pembeda dari produk
sejenis lainnya. Diharapkan merek yang hidup akan mampu membuat konsumen lebih
tersentuh secara emosional.
c.
Iklan Beer Max (Korea)
Tradisi
minum arak (beralkohol) tidak hanya ada di Jepang, di Korea pun tradisi minum
arak sangat populer di semua kalangan. Di Jepang, arak biasa disebut dengan
sake. Di Korea, arak yang paling terkenal disebut dengan Soju. Soju adalah
minuman distilasi asli Korea. Sebagian besar Soju diproduksi di Korea Selatan.
Soju adalah arak tradisional yang terbuat dari bahan baku beras.
Dengan adanya tradisi minum – minuman beralkohol di Korea
inilah, maka tidak sedikit dari industri Korea yang memproduksi minuman
beralkohol. Salah satu produk dari minuman beralkohol ini adalah Beer Max.
Dalam iklan Beer Max ini terlihat bahwa dengan meminum beer ini beramai2 akan menjadikan suasana
lebih asik dan akan tercipta kebersamaan. Hal ini merupakan perilaku konsumen
yang mempunyai nilai dalam kepribadian yang berkarakter social, dimana di Korea
sendiri memiliki budaya yaitu minum – minuman beralkohol (arak) yang akan lebih
nikmat jika diminum secara beramai – ramai.
Gambar 1. Iklan Beer Max di Korea
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil jawaban atas pertanyaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya
adlaah segala nilai, pemikiran, symbol yang mempengaruhi perilaku, sikap,
kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Produk dan jasa mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu
membawa pesan makna budaya. Makna budaya tersebut akan dipindahkan ke produk
dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen. Sehingga makna budaya
yang telah melekat kepada produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk
pemilihan produk, pertukaran, pemakaian, dan pembuangan. Namun perlu disadari
bahwa nilai – nilai budaya Indonesia sangatlah berbeda dengan negara – negera
lain seperti Eropa dan Amerika. Jadi, pemahaman tentang budaya suatu masyarakat
dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh
konsumen.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka saran dari kami adalah perlunya pengetahuan mengenai
nilai – nilai budaya yang berkembang di masyarakat baik dalam negeri maupun
luar negeri yang perlu dipelajari dan dipahami oleh produsen maupun pemasar
produk – produk terutama bidang agribisnis agar dapat menciptakan produk yang
sesuai dengan kebutuhan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Ujang Sumarwan, Ir, M.Sc., Ph.D. 2002. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Desthiarini, Made. Tugas 1 Perilaku Konsumen (Proses
Pengambilan Keputusan oleh Konsumen). http://madedesthi.blogspot.com/2011/10/tugas-1-perilaku-konsumen-proses.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:12]
Diantika, Anistia. Perilaku Konsumen dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian. http://aniezteea.blogspot.com/2012/11/tugas-softskill-perilaku-konsumen.html [diunduh
pada tanggal 15 September 2014 pukul 09:23]
Han, Jeanny. Pengaruh
Nilai Budaya dan Etnis terhadap Perilaku Konsumen. http://jeannyhan.wordpress.com/2013/09/22/pengaruh-nilai-budaya-dan-etnis-terhadap-perilaku-konsumen/ [diunduh pada tanggal 15
September 2014 pukul 09:58]
Nicodc.
Perbedaan Orang Timur (Indonesia) dan
Barat (Amerika). http://www.kaskus.co.id/thread/51ac15e9be29a0ae76000006/perbedaan-orang-timur-dan-barat
[diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 11:53]
Paramitha, Ananda. Pengaruh
Budaya terhadap Pembelian dan Konsumsi. http://ananda-nando.blogspot.com/2012/11/pengaruh-budaya-terhadap-pembelian-dan.html [diunduh pada tanggal 15
September 2014 pukul 10:34]
Purnamasari,
Dian. Pengaruh Kebudayaan terhadap
Pembelian dan Konsumsi. http://purnamasaridian22.blog.com/2012/10/07/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian-dan-konsumsi/ [diunduh pada tanggal 15
September 2014 pukul 10:12]
Sukma, Rianti Purwanti. Pengambil Keputusan Konsumen. http://riantisukmaayu.blogspot.com/
[diunduh pada
tanggal 15 September 2014 pukul 10:17]
Talalu, Ervin. Soju
dan Tradisi Minum arak di Korea. http://www.teruskan.com/9820/soju-dan-tradisi-minum-arak-di-korea.html [diunduh pada tanggal 16
September 2014 pukul 12:22]
Wenz. Teori Perilaku
Konsumen (Contoh Iklan). http://wenz-just-wenz.blogspot.com/2011/08/teori-perilaku-konsumen-contoh-iklan.html [diunduh pada tanggal 16
September 2014 pukul 12:21]
Wulandari, Esty. Pengaruh Budaya terhadap Perilaku Konsumen.
http://esty.staff.uns.ac.id/pengaruh-budaya-terhadap-perilaku-konsumen/ [diunduh pada tanggal 15
September 2014 pukul 09:12]
Zoel. Iklan Bertema
Budaya, Memberi “Roh” pada Merek. http://www.marketing.co.id/iklan-bertema-budaya-memberi-roh-pada-merek/ [diunduh pada tanggal 16
September 2014 pukul 11:30]
[Anonim]. Contoh Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi. http://dark-rendezvous.blogspot.com/2012/11/contoh-pengaruh-kebudayaan-terhadap.html [diunduh pada tanggal 15
September 2014 pukul 10:45]
0 comments on "Pengaruh Faktor Eksternal Nilai Budaya Terhadap Perilaku Konsumen"
Post a Comment