Sunday, December 28, 2014

Pengaruh Faktor Eksternal Nilai Budaya Terhadap Perilaku Konsumen

Posted by Unknown at 7:10 PM

 “Pengaruh Faktor Eksternal Nilai Budaya Terhadap Perilaku Konsumen”
Oleh :
Kelompok Lingkungan Keluarga
Ganda Surya Nugraha Aji J3J112064, Folora Isabella J3J112070, Yusup Munandar
J3J112168, Andari Latief  J3J112257, Afifah Reni F. J3J112272, Ilham Tristiawan J3J212322


PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Dosen Praktikum              : Yanti Nuraeni M,SP,M.Agribuss
Hari / tanggal                    : Kamis / 18 September 2014
Praktikum                           : 2
Ruang                                   : CA K02
 
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada makalah sebelumnya kita telah mempelajari tentang perilaku konsumen dan apa pentingnya mempelajari perilaku konsumen, pada makalah ini akan dibahas mendalam tentang budaya yang mempengaruhi konsumsi suatu konsumen. Defini budaya itu sendiri adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakain, bangunan dan karya seni. Budaya konsumsi merupakan bentuk dari hubungan antara budaya dan konsumsi. Dimana hubungan tersebut saling pengaruh mempengaruhi, yaitu budaya dapat mempengaruhi konsumsi, juga sebaliknya, konsumsi dapat mempengaruhi budaya.
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.              Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh budaya terhadap konsumsi konsumen;
2.              Untuk mengetahui dan mempelajari nilai-nilai budaya Indonesia yang mempengaruhi perilaku produsen dan konsumen serta membandingkannya nilai-nilai budaya negara lain;
3.              Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh iklan yang memberikan nilai budaya terhadap perilaku konsumen.

Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, manfaat dari adanya penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengindentifikasi nilai budaya yang mempengaruhi konsumsi masyarakat Indonesia serta mampu menyeleksi budaya-budaya asing yang mempengaruhi perubahan konsumsi seiring perkembangan zaman dengan teknologi yang modern.

PEMBAHASAN

1.              Bagaimana budaya mempengaruhi konsumsi ? Buatlah analisis terhadap persoalan di atas dengan memberikan contoh kasus (minimal 3 contoh) !

Pengaruh Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan. Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi). Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan. Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita akan otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya dalam perilaku kita. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang.

Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan yang baik bila dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri. Berikut beberapa cotoh kasus persoalan diatas, yaitu :
a)                   Contoh kasus 1
                Banyaknya pengaruh yang masuk dalam kebudayaan Indonesia tidak hanya mempengaruhi sikap dan perilaku sehari-hari masyarakat Indonesia tapi juga mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi. Sebagai contoh, di tengah maraknya budaya jepang dan korea yang sedang berkembang di Indonesia, tidak sedikit konsumen yang mulai membeli barang-barang yang bertemakan Jepang/Korea. Seperti halnya makanan, banyak konsumen awalnya mengkonsumsi masakan daerah dari Indonesia kini beralih mengkonsumsi ramen, sushi, kimchi, dsb. Untuk penampilan pun banyak konsumen yang kini mengincar baju (ex : coat, dress) dan tas ala artis-artis korea dan make-up dengan brand korea. Sedangkan untuk budaya jepang, beberapa kalangan mengadakan acara cosplay dimana pihak-pihak yang berpartisipasi dalam acara tersebut harus menggunakan costum layaknya karakter-karakter anime atau tokoh jepang lainnya, dan tentu saja hal tersebut membutuhkan perlengkapan yang harus dibeli. Untuk beberapa kalangan yang merupakan profesional cosplayer, mereka sudah banyak mengumpulkan barang-barang bertemakan jepang tersebut. Bahkan tak jarang penampilan sehari-hari dan kehidupan mereka pun didasari pada budaya jepang.

b)              Contoh kasus 2
             Beras merupakan makanan pokok masayarakat Indonesia,ini sudah menjadi kebiasaan atau bisa disebut kebudayaan yang tanpa sadar telah mengakar dalam diri masyarakat Indonesia sehingga tercipta lah kalimat “belum makan nasi berarti belum makan”,sehingga pembelian beras sangat tinggi di Indonesia bahkan ada produsen yang mengimpor beras untuk mendapat kuliatas yang bagus dibandingkan kualitas beras di Indonesia guna menarik minat para konsumen.

c)              Contoh kasus 3
             Budaya hari raya merupakan hal yang selalu terjadi setiap tahunnya. Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki 5 agama dalam satu negara,saat hari raya besar yang berasal dari 5 agama berlangsung akan sangat mempengaruhi konsumsi masyarakat. Seperti hari raya Idul fitri atau lebaran,budaya yang telah tertanam dalam masyrakat Indonesia sejak dulu adalah menyediakan ketupat dan opor ayam,kedua makanan ini merupakan makanan yang dianggap wajib dalam memeriahkan idul Fitri. Dengan budaya yang seperti ini pembelian dan konsumsi ayam dan beras akan sangat meningkat sehingga sangat menguntungkan bagi para pedagang,begitu pula saat natal tiba pembelian pernak-pernik natal akan meningkat tajam.

d)             Contoh kasus 4
             Pernikahan di Indonesia merupakan hal yang dianggap sakral dan penting,bagi masyarakat Indonesia pernikahan harus diadakan sesuai kebudayaan yang dimiliki masing-masing masyarakat. Dengan adanya pernikahan maka pembelian barang-barang yang berhubungan dengan pernikahan itu pun meningkat. Dan perlu diingat bahwa kebudayaan-kebudayaan di Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat dibilang “rumit”,sehingga hal ini dapat meningkat konsumsi seseorang.

e)              Contoh kasus 5
             Adanya perbedaan pola makan/konsumsi/makanan pokok dari setiap suku-etnis; Contoh : orang Timor pola makan lebih kepada jagung, orang Jawa pola makan lebih kepada beras.

2.              Berikan analisis mengenai nilai-nilai inti masyarakat Indonesia ! Pertimbangkan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku  seorang pemasar produk-produk agribisnis ? Bandingkan dengan nilai-nilai inti barat (misalnya Eropa dan Amerika) Berikan minimal 3 contoh masing-masing sebagai perbandingan !

Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol yang mempunyai makna, yang membantu individu berkomunikasi, memberikan tafsiran serta melakukan evaluasi. Budaya tidak hanya bersifat naluriah saja, namun budaya memberikan dampak pada perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat. Beberapa sikap dan perilaku yang dipengaruhi budaya (James Engel,2002 :70).
a.              Rasa dan ruang
b.              Komunikasi dan bahasa
c.               Pakaian dan penampilan
d.              Makanan dan kebiasaan makan
e.               Waktu
f.                Hubungan (Keluarga, Organisasi, Pemerintah)
g.              Nilai dan norma
h.              Kepercayaan dan sikap
i.                Proses mental dan pembelajaran
j.                Kebiasaan Kerja

Budaya mencakup elemen abstrak dan materiil, elemen abstrak mencakup nilai, Konsumen mendapatkan nilai nilai budaya karena budaya merupakan sesuatu yang bisa dipelajari, saat manusia lahir ia belajar tentang norma yang berada dilingkungannya, yang dilakukan dengan cara peniruan (imitation) atau dengan mengamati proses yang terjadi didalam masyarakat. Pada saat akan membuat perencanaan iklan perlu diketahui pula nilai-nilai budaya yang dianut oleh konsumen, misalnya tentang cara berpakaian, selera makanan, cara mereka menghabiskan waktu luang, dan lain sebagainya.

Budaya selalu ditanamkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, terutama dilakukan melalui lembaga seperti keluarga, pendidikan, agama, dan sekolah. Sehingga, nilai-nilai budaya yang ditanamkan sejak kecil melalui keluarga, akan tertanam dalam individu sejak kecil hingga dewasa, meskipun nilai-nilai budaya juga bisa ditanamkan melalui pendidikan, dimana pendidikan sebagai proses belajar dan transfer ilmu juga dipakai untuk mengenalkan budaya kepada individu. Individu mengenal budaya dari sejak sekolah dasar, dan diajarkan untuk mencintai budaya yang ada, sehingga peran budaya ini akan terbawa dalam sikap dan perilaku konsumen.

Budaya senantiasa berkembang dan budaya menjadi sebuah entitas (entity), dimana budaya merupakan entitas yang melayani manusia dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial dasar dari masyarakat. Budaya bersifat adaptif, dimana strategi pemasaran yang didasarkan pada nilai-nilai masyarakat harus bersifat adaptif. Budaya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, sehingga untuk mengenali trend yang ada didalam masyarakat serta menciptakan strategi pemasaran yang tepat, harus mengacu pada nilai budaya yang ada dalam masyarakat, karena hal-hal yang terjadi di dalam masyarakat bisa saja kontroversial tetapi dengan adanya budaya, maka perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dapat diprediksi dengan menggunakan budaya setempat.

Kebudayaan Barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara memahami ilmu pengetahuan dan filsafat. Sedangkan Kebudayaan Timur adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan mental.

Nilai-Nilai Budaya
TIMUR
BARAT
INDONESIA
EROPA
AMERIKA
Umum
Menyukai hal yang bermacam-macam (Bersifat mengikuti trend dan mayoritas)
Menyukai hal yang memiliki nilai seni tinggi
Menyukai hal yang bersifat modern, kepraktisan, dan kenyamanan
Makanan
Memiliki ciri khas akan rempah-rempah sehingga memiliki cita rasa yang sangat kuat
Lebih banyak mengandung susu dan sangat sedikit rempah, lebih bersifat instant
Pakaian
Lebih cenderung berpakaian tertutup dan sopan, karena penampilan dapat menunjukan sifat seseorang
Pakaiannya bebas, memakai pakaian yang ala kadarnya, yang dapat membuat rasa nyaman
Fasilitas dan Teknologi
Cenderung masih memakai apa yang diajarkan nenek moyangnya dulu, masih memakai cara tradisional
Canggih dan modern, dapat melakukan sesuatu secara instant, cepat dan tepat

3.              Carilah 3 buah iklan dalam negeri atau luar negeri (visual, audio, atau audio visual). Bagaimana masing-masing iklan tersebut dinilai berdasarkan nilai budaya dan etnis suatu budaya atau wilayah/negara/kelompok. Nilai apa yang digambarkan dari masing-masing iklan tersebut, berikan analisis yang mendalam!

Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat. Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuai dengan budayanya. (Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc; 2002). Pemahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
Dibawah ini merupakan contoh iklan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen sesuai dengan budayanya :

a.              Iklan Jamu Nyonya Meneer (Indonesia)
Selama berabad – abad, bangsa Indonesia telah memiliki budaya untuk menggunakan tumbuhan lokal untuk merawat kecantikan, menjaga kebugaran tubuh dan menyembuhkan berbagai penyakit. Kebiasaan tersebut diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya hingga zaman modern seperti sekarang. Beberapa orang yang memiliki insting bisnis atau kewirausahaan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat produk-produk obat tradisional atau yang dikenal sebagai jamu.

Jamu adalah obat tradisional masyarakat Indonesia khususnya Jawa yang telah dikonsumsi selama puluhan abad. Dahulu, masyarakat meracik sendiri segala macam tumbuhan untuk dibuat jamu. Dengan adanya pengusaha yang membuat jamu, maka jamu diproduksi secara massal dan diperjualbelikan. Salah satu pelopor pembuat jamu ini adalah Nyonya Meneer dengan produk jamunya yang bermerek Nyonya Meneer.

Dimana Nyonya Meneer ini memanfaatkan budaya tradisional dalam mengembangkan berbagai produk jamunya. Tumbuh – tumbuhan yang biasa dipakai oleh masyarakat sebagai bahan jamu dimanfaatkannya sebagai bahan baku produksi jamunya. Jamu yang semula adalah produk rumah tangga yang hanya dikonsumsi oleh kalangan terbatas, sekarang telah menjelma menjadi industri modern.

                Iklan dari Jamu Nyonya Meneer ini menggambarkan adanya nilai berupa budaya masyarakat Indonesia yang dipertahankan produsen dalam mengembangkan produknya meskipun kini zaman sudah lebih modern dan berteknologi tinggi. Jadi, dengan adanya iklan Jamu Nyonya Meneer ini merupakan salah satu contoh bagaimana pemahaman terhadap budaya suatu masyarakat bisa memberikan inspirasi untuk mengembangkan suatu produk industry.
(Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=wwKbR6rEzow)

b.              Iklan Kopi Kapal Api (Indonesia)
Dalam iklan kopi Kapal Api ini mengangkat pesona keindahan, kekayaan alam, dan budaya Indonesia. Dimana pengangkatan tema ini merupakan wujud kecintaan produsen kepada Indonesia. Meskipun iklan ini baru diimplementasikan pada tahun 2011, namun Kapal Api sudah sejak lama mengampanyekan kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia, seperti wayang kulit dan wayang golek di beberapa daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Bagi produsen Kapal Api, penayangan iklan tersebut diharapkan dapat membangun pencitraan merek sesuai visi perusahaan untuk menjadi produsen kopi yang dominan dan memiliki reputasi yang baik, sehingga menciptakan ikatan yang kuat dengan konsumen. Ini berguna untuk menjaga loyalitas dan menanamkan pemikiran di benak konsumen, bahwasanya kopi bukan lagi sebagai bagian dari produk, tetapi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Apabila dicermati, tayangan iklan produk kopi yang kini menghiasi layar televisi masyarakat kita masih berkutat pada komunikasi pemasaran yang menitikberatkan pada manfaat secara fungsional dari sebuah produk. Hal inilah yang mendorong produsen Kapal Api untuk mengombinasikan secara rasional manfaat fungsional produk dengan merek secara emosional. Bentuk realisasi yang dilakukan Kapal Api adalah membuat kampanye bertajuk “Secangkir Semangat untuk Indonesia” dalam pembuatan iklannya.

Iklan Kopi Kapal Api ini merupakan upaya untuk memberikan nilai lebih pada mereknya, yaitu berupa sebuah “roh”. Roh tersebut membuat merek itu hidup, tidak sekadar menjadi sebuah nama pembeda dari produk sejenis lainnya. Diharapkan merek yang hidup akan mampu membuat konsumen lebih tersentuh secara emosional.

c.               Iklan Beer Max (Korea)
Tradisi minum arak (beralkohol) tidak hanya ada di Jepang, di Korea pun tradisi minum arak sangat populer di semua kalangan. Di Jepang, arak biasa disebut dengan sake. Di Korea, arak yang paling terkenal disebut dengan Soju. Soju adalah minuman distilasi asli Korea. Sebagian besar Soju diproduksi di Korea Selatan. Soju adalah arak tradisional yang terbuat dari bahan baku beras.

Dengan adanya tradisi minum – minuman beralkohol di Korea inilah, maka tidak sedikit dari industri Korea yang memproduksi minuman beralkohol. Salah satu produk dari minuman beralkohol ini adalah Beer Max. Dalam iklan Beer Max ini terlihat bahwa dengan meminum beer ini beramai2 akan menjadikan suasana lebih asik dan akan tercipta kebersamaan. Hal ini merupakan perilaku konsumen yang mempunyai nilai dalam kepribadian yang berkarakter social, dimana di Korea sendiri memiliki budaya yaitu minum – minuman beralkohol (arak) yang akan lebih nikmat jika diminum secara beramai – ramai.
Gambar 1. Iklan Beer Max di Korea
PENUTUP

Kesimpulan
                Berdasarkan hasil jawaban atas pertanyaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya adlaah segala nilai, pemikiran, symbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Produk dan jasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya tersebut akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen. Sehingga makna budaya yang telah melekat kepada produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilihan produk, pertukaran, pemakaian, dan pembuangan. Namun perlu disadari bahwa nilai – nilai budaya Indonesia sangatlah berbeda dengan negara – negera lain seperti Eropa dan Amerika. Jadi, pemahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

Saran
                Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari kami adalah perlunya pengetahuan mengenai nilai – nilai budaya yang berkembang di masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri yang perlu dipelajari dan dipahami oleh produsen maupun pemasar produk – produk terutama bidang agribisnis agar dapat menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Ujang Sumarwan, Ir, M.Sc., Ph.D. 2002. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Desthiarini, Made. Tugas 1 Perilaku Konsumen (Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen). http://madedesthi.blogspot.com/2011/10/tugas-1-perilaku-konsumen-proses.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:12]
Diantika, Anistia. Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian. http://aniezteea.blogspot.com/2012/11/tugas-softskill-perilaku-konsumen.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 09:23]
Han, Jeanny. Pengaruh Nilai Budaya dan Etnis terhadap Perilaku Konsumen. http://jeannyhan.wordpress.com/2013/09/22/pengaruh-nilai-budaya-dan-etnis-terhadap-perilaku-konsumen/ [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 09:58]
Nicodc. Perbedaan Orang Timur (Indonesia) dan Barat (Amerika). http://www.kaskus.co.id/thread/51ac15e9be29a0ae76000006/perbedaan-orang-timur-dan-barat [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 11:53]
Paramitha, Ananda. Pengaruh Budaya terhadap Pembelian dan Konsumsi. http://ananda-nando.blogspot.com/2012/11/pengaruh-budaya-terhadap-pembelian-dan.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:34]
Purnamasari, Dian. Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi. http://purnamasaridian22.blog.com/2012/10/07/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian-dan-konsumsi/ [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:12]
Sukma, Rianti Purwanti. Pengambil Keputusan Konsumen. http://riantisukmaayu.blogspot.com/ [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:17]
Talalu, Ervin. Soju dan Tradisi Minum arak di Korea. http://www.teruskan.com/9820/soju-dan-tradisi-minum-arak-di-korea.html [diunduh pada tanggal 16 September 2014 pukul 12:22]
Wenz. Teori Perilaku Konsumen (Contoh Iklan). http://wenz-just-wenz.blogspot.com/2011/08/teori-perilaku-konsumen-contoh-iklan.html [diunduh pada tanggal 16 September 2014 pukul 12:21]
Wulandari, Esty. Pengaruh Budaya terhadap Perilaku Konsumen. http://esty.staff.uns.ac.id/pengaruh-budaya-terhadap-perilaku-konsumen/ [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 09:12]
Zoel. Iklan Bertema Budaya, Memberi “Roh” pada Merek. http://www.marketing.co.id/iklan-bertema-budaya-memberi-roh-pada-merek/ [diunduh pada tanggal 16 September 2014 pukul 11:30]
[Anonim]. Contoh Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi. http://dark-rendezvous.blogspot.com/2012/11/contoh-pengaruh-kebudayaan-terhadap.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:45]


0 comments on "Pengaruh Faktor Eksternal Nilai Budaya Terhadap Perilaku Konsumen"

Post a Comment

Sunday, December 28, 2014

Pengaruh Faktor Eksternal Nilai Budaya Terhadap Perilaku Konsumen


 “Pengaruh Faktor Eksternal Nilai Budaya Terhadap Perilaku Konsumen”
Oleh :
Kelompok Lingkungan Keluarga
Ganda Surya Nugraha Aji J3J112064, Folora Isabella J3J112070, Yusup Munandar
J3J112168, Andari Latief  J3J112257, Afifah Reni F. J3J112272, Ilham Tristiawan J3J212322


PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Dosen Praktikum              : Yanti Nuraeni M,SP,M.Agribuss
Hari / tanggal                    : Kamis / 18 September 2014
Praktikum                           : 2
Ruang                                   : CA K02
 
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada makalah sebelumnya kita telah mempelajari tentang perilaku konsumen dan apa pentingnya mempelajari perilaku konsumen, pada makalah ini akan dibahas mendalam tentang budaya yang mempengaruhi konsumsi suatu konsumen. Defini budaya itu sendiri adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakain, bangunan dan karya seni. Budaya konsumsi merupakan bentuk dari hubungan antara budaya dan konsumsi. Dimana hubungan tersebut saling pengaruh mempengaruhi, yaitu budaya dapat mempengaruhi konsumsi, juga sebaliknya, konsumsi dapat mempengaruhi budaya.
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.              Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh budaya terhadap konsumsi konsumen;
2.              Untuk mengetahui dan mempelajari nilai-nilai budaya Indonesia yang mempengaruhi perilaku produsen dan konsumen serta membandingkannya nilai-nilai budaya negara lain;
3.              Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh iklan yang memberikan nilai budaya terhadap perilaku konsumen.

Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, manfaat dari adanya penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengindentifikasi nilai budaya yang mempengaruhi konsumsi masyarakat Indonesia serta mampu menyeleksi budaya-budaya asing yang mempengaruhi perubahan konsumsi seiring perkembangan zaman dengan teknologi yang modern.

PEMBAHASAN

1.              Bagaimana budaya mempengaruhi konsumsi ? Buatlah analisis terhadap persoalan di atas dengan memberikan contoh kasus (minimal 3 contoh) !

Pengaruh Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan. Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi). Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan. Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita akan otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya dalam perilaku kita. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang.

Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan yang baik bila dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri. Berikut beberapa cotoh kasus persoalan diatas, yaitu :
a)                   Contoh kasus 1
                Banyaknya pengaruh yang masuk dalam kebudayaan Indonesia tidak hanya mempengaruhi sikap dan perilaku sehari-hari masyarakat Indonesia tapi juga mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi. Sebagai contoh, di tengah maraknya budaya jepang dan korea yang sedang berkembang di Indonesia, tidak sedikit konsumen yang mulai membeli barang-barang yang bertemakan Jepang/Korea. Seperti halnya makanan, banyak konsumen awalnya mengkonsumsi masakan daerah dari Indonesia kini beralih mengkonsumsi ramen, sushi, kimchi, dsb. Untuk penampilan pun banyak konsumen yang kini mengincar baju (ex : coat, dress) dan tas ala artis-artis korea dan make-up dengan brand korea. Sedangkan untuk budaya jepang, beberapa kalangan mengadakan acara cosplay dimana pihak-pihak yang berpartisipasi dalam acara tersebut harus menggunakan costum layaknya karakter-karakter anime atau tokoh jepang lainnya, dan tentu saja hal tersebut membutuhkan perlengkapan yang harus dibeli. Untuk beberapa kalangan yang merupakan profesional cosplayer, mereka sudah banyak mengumpulkan barang-barang bertemakan jepang tersebut. Bahkan tak jarang penampilan sehari-hari dan kehidupan mereka pun didasari pada budaya jepang.

b)              Contoh kasus 2
             Beras merupakan makanan pokok masayarakat Indonesia,ini sudah menjadi kebiasaan atau bisa disebut kebudayaan yang tanpa sadar telah mengakar dalam diri masyarakat Indonesia sehingga tercipta lah kalimat “belum makan nasi berarti belum makan”,sehingga pembelian beras sangat tinggi di Indonesia bahkan ada produsen yang mengimpor beras untuk mendapat kuliatas yang bagus dibandingkan kualitas beras di Indonesia guna menarik minat para konsumen.

c)              Contoh kasus 3
             Budaya hari raya merupakan hal yang selalu terjadi setiap tahunnya. Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki 5 agama dalam satu negara,saat hari raya besar yang berasal dari 5 agama berlangsung akan sangat mempengaruhi konsumsi masyarakat. Seperti hari raya Idul fitri atau lebaran,budaya yang telah tertanam dalam masyrakat Indonesia sejak dulu adalah menyediakan ketupat dan opor ayam,kedua makanan ini merupakan makanan yang dianggap wajib dalam memeriahkan idul Fitri. Dengan budaya yang seperti ini pembelian dan konsumsi ayam dan beras akan sangat meningkat sehingga sangat menguntungkan bagi para pedagang,begitu pula saat natal tiba pembelian pernak-pernik natal akan meningkat tajam.

d)             Contoh kasus 4
             Pernikahan di Indonesia merupakan hal yang dianggap sakral dan penting,bagi masyarakat Indonesia pernikahan harus diadakan sesuai kebudayaan yang dimiliki masing-masing masyarakat. Dengan adanya pernikahan maka pembelian barang-barang yang berhubungan dengan pernikahan itu pun meningkat. Dan perlu diingat bahwa kebudayaan-kebudayaan di Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat dibilang “rumit”,sehingga hal ini dapat meningkat konsumsi seseorang.

e)              Contoh kasus 5
             Adanya perbedaan pola makan/konsumsi/makanan pokok dari setiap suku-etnis; Contoh : orang Timor pola makan lebih kepada jagung, orang Jawa pola makan lebih kepada beras.

2.              Berikan analisis mengenai nilai-nilai inti masyarakat Indonesia ! Pertimbangkan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku  seorang pemasar produk-produk agribisnis ? Bandingkan dengan nilai-nilai inti barat (misalnya Eropa dan Amerika) Berikan minimal 3 contoh masing-masing sebagai perbandingan !

Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol yang mempunyai makna, yang membantu individu berkomunikasi, memberikan tafsiran serta melakukan evaluasi. Budaya tidak hanya bersifat naluriah saja, namun budaya memberikan dampak pada perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat. Beberapa sikap dan perilaku yang dipengaruhi budaya (James Engel,2002 :70).
a.              Rasa dan ruang
b.              Komunikasi dan bahasa
c.               Pakaian dan penampilan
d.              Makanan dan kebiasaan makan
e.               Waktu
f.                Hubungan (Keluarga, Organisasi, Pemerintah)
g.              Nilai dan norma
h.              Kepercayaan dan sikap
i.                Proses mental dan pembelajaran
j.                Kebiasaan Kerja

Budaya mencakup elemen abstrak dan materiil, elemen abstrak mencakup nilai, Konsumen mendapatkan nilai nilai budaya karena budaya merupakan sesuatu yang bisa dipelajari, saat manusia lahir ia belajar tentang norma yang berada dilingkungannya, yang dilakukan dengan cara peniruan (imitation) atau dengan mengamati proses yang terjadi didalam masyarakat. Pada saat akan membuat perencanaan iklan perlu diketahui pula nilai-nilai budaya yang dianut oleh konsumen, misalnya tentang cara berpakaian, selera makanan, cara mereka menghabiskan waktu luang, dan lain sebagainya.

Budaya selalu ditanamkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, terutama dilakukan melalui lembaga seperti keluarga, pendidikan, agama, dan sekolah. Sehingga, nilai-nilai budaya yang ditanamkan sejak kecil melalui keluarga, akan tertanam dalam individu sejak kecil hingga dewasa, meskipun nilai-nilai budaya juga bisa ditanamkan melalui pendidikan, dimana pendidikan sebagai proses belajar dan transfer ilmu juga dipakai untuk mengenalkan budaya kepada individu. Individu mengenal budaya dari sejak sekolah dasar, dan diajarkan untuk mencintai budaya yang ada, sehingga peran budaya ini akan terbawa dalam sikap dan perilaku konsumen.

Budaya senantiasa berkembang dan budaya menjadi sebuah entitas (entity), dimana budaya merupakan entitas yang melayani manusia dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial dasar dari masyarakat. Budaya bersifat adaptif, dimana strategi pemasaran yang didasarkan pada nilai-nilai masyarakat harus bersifat adaptif. Budaya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, sehingga untuk mengenali trend yang ada didalam masyarakat serta menciptakan strategi pemasaran yang tepat, harus mengacu pada nilai budaya yang ada dalam masyarakat, karena hal-hal yang terjadi di dalam masyarakat bisa saja kontroversial tetapi dengan adanya budaya, maka perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dapat diprediksi dengan menggunakan budaya setempat.

Kebudayaan Barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara memahami ilmu pengetahuan dan filsafat. Sedangkan Kebudayaan Timur adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan mental.

Nilai-Nilai Budaya
TIMUR
BARAT
INDONESIA
EROPA
AMERIKA
Umum
Menyukai hal yang bermacam-macam (Bersifat mengikuti trend dan mayoritas)
Menyukai hal yang memiliki nilai seni tinggi
Menyukai hal yang bersifat modern, kepraktisan, dan kenyamanan
Makanan
Memiliki ciri khas akan rempah-rempah sehingga memiliki cita rasa yang sangat kuat
Lebih banyak mengandung susu dan sangat sedikit rempah, lebih bersifat instant
Pakaian
Lebih cenderung berpakaian tertutup dan sopan, karena penampilan dapat menunjukan sifat seseorang
Pakaiannya bebas, memakai pakaian yang ala kadarnya, yang dapat membuat rasa nyaman
Fasilitas dan Teknologi
Cenderung masih memakai apa yang diajarkan nenek moyangnya dulu, masih memakai cara tradisional
Canggih dan modern, dapat melakukan sesuatu secara instant, cepat dan tepat

3.              Carilah 3 buah iklan dalam negeri atau luar negeri (visual, audio, atau audio visual). Bagaimana masing-masing iklan tersebut dinilai berdasarkan nilai budaya dan etnis suatu budaya atau wilayah/negara/kelompok. Nilai apa yang digambarkan dari masing-masing iklan tersebut, berikan analisis yang mendalam!

Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat. Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuai dengan budayanya. (Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc; 2002). Pemahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
Dibawah ini merupakan contoh iklan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen sesuai dengan budayanya :

a.              Iklan Jamu Nyonya Meneer (Indonesia)
Selama berabad – abad, bangsa Indonesia telah memiliki budaya untuk menggunakan tumbuhan lokal untuk merawat kecantikan, menjaga kebugaran tubuh dan menyembuhkan berbagai penyakit. Kebiasaan tersebut diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya hingga zaman modern seperti sekarang. Beberapa orang yang memiliki insting bisnis atau kewirausahaan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat produk-produk obat tradisional atau yang dikenal sebagai jamu.

Jamu adalah obat tradisional masyarakat Indonesia khususnya Jawa yang telah dikonsumsi selama puluhan abad. Dahulu, masyarakat meracik sendiri segala macam tumbuhan untuk dibuat jamu. Dengan adanya pengusaha yang membuat jamu, maka jamu diproduksi secara massal dan diperjualbelikan. Salah satu pelopor pembuat jamu ini adalah Nyonya Meneer dengan produk jamunya yang bermerek Nyonya Meneer.

Dimana Nyonya Meneer ini memanfaatkan budaya tradisional dalam mengembangkan berbagai produk jamunya. Tumbuh – tumbuhan yang biasa dipakai oleh masyarakat sebagai bahan jamu dimanfaatkannya sebagai bahan baku produksi jamunya. Jamu yang semula adalah produk rumah tangga yang hanya dikonsumsi oleh kalangan terbatas, sekarang telah menjelma menjadi industri modern.

                Iklan dari Jamu Nyonya Meneer ini menggambarkan adanya nilai berupa budaya masyarakat Indonesia yang dipertahankan produsen dalam mengembangkan produknya meskipun kini zaman sudah lebih modern dan berteknologi tinggi. Jadi, dengan adanya iklan Jamu Nyonya Meneer ini merupakan salah satu contoh bagaimana pemahaman terhadap budaya suatu masyarakat bisa memberikan inspirasi untuk mengembangkan suatu produk industry.
(Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=wwKbR6rEzow)

b.              Iklan Kopi Kapal Api (Indonesia)
Dalam iklan kopi Kapal Api ini mengangkat pesona keindahan, kekayaan alam, dan budaya Indonesia. Dimana pengangkatan tema ini merupakan wujud kecintaan produsen kepada Indonesia. Meskipun iklan ini baru diimplementasikan pada tahun 2011, namun Kapal Api sudah sejak lama mengampanyekan kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia, seperti wayang kulit dan wayang golek di beberapa daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Bagi produsen Kapal Api, penayangan iklan tersebut diharapkan dapat membangun pencitraan merek sesuai visi perusahaan untuk menjadi produsen kopi yang dominan dan memiliki reputasi yang baik, sehingga menciptakan ikatan yang kuat dengan konsumen. Ini berguna untuk menjaga loyalitas dan menanamkan pemikiran di benak konsumen, bahwasanya kopi bukan lagi sebagai bagian dari produk, tetapi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Apabila dicermati, tayangan iklan produk kopi yang kini menghiasi layar televisi masyarakat kita masih berkutat pada komunikasi pemasaran yang menitikberatkan pada manfaat secara fungsional dari sebuah produk. Hal inilah yang mendorong produsen Kapal Api untuk mengombinasikan secara rasional manfaat fungsional produk dengan merek secara emosional. Bentuk realisasi yang dilakukan Kapal Api adalah membuat kampanye bertajuk “Secangkir Semangat untuk Indonesia” dalam pembuatan iklannya.

Iklan Kopi Kapal Api ini merupakan upaya untuk memberikan nilai lebih pada mereknya, yaitu berupa sebuah “roh”. Roh tersebut membuat merek itu hidup, tidak sekadar menjadi sebuah nama pembeda dari produk sejenis lainnya. Diharapkan merek yang hidup akan mampu membuat konsumen lebih tersentuh secara emosional.

c.               Iklan Beer Max (Korea)
Tradisi minum arak (beralkohol) tidak hanya ada di Jepang, di Korea pun tradisi minum arak sangat populer di semua kalangan. Di Jepang, arak biasa disebut dengan sake. Di Korea, arak yang paling terkenal disebut dengan Soju. Soju adalah minuman distilasi asli Korea. Sebagian besar Soju diproduksi di Korea Selatan. Soju adalah arak tradisional yang terbuat dari bahan baku beras.

Dengan adanya tradisi minum – minuman beralkohol di Korea inilah, maka tidak sedikit dari industri Korea yang memproduksi minuman beralkohol. Salah satu produk dari minuman beralkohol ini adalah Beer Max. Dalam iklan Beer Max ini terlihat bahwa dengan meminum beer ini beramai2 akan menjadikan suasana lebih asik dan akan tercipta kebersamaan. Hal ini merupakan perilaku konsumen yang mempunyai nilai dalam kepribadian yang berkarakter social, dimana di Korea sendiri memiliki budaya yaitu minum – minuman beralkohol (arak) yang akan lebih nikmat jika diminum secara beramai – ramai.
Gambar 1. Iklan Beer Max di Korea
PENUTUP

Kesimpulan
                Berdasarkan hasil jawaban atas pertanyaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya adlaah segala nilai, pemikiran, symbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Produk dan jasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya tersebut akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen. Sehingga makna budaya yang telah melekat kepada produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilihan produk, pertukaran, pemakaian, dan pembuangan. Namun perlu disadari bahwa nilai – nilai budaya Indonesia sangatlah berbeda dengan negara – negera lain seperti Eropa dan Amerika. Jadi, pemahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

Saran
                Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari kami adalah perlunya pengetahuan mengenai nilai – nilai budaya yang berkembang di masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri yang perlu dipelajari dan dipahami oleh produsen maupun pemasar produk – produk terutama bidang agribisnis agar dapat menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Ujang Sumarwan, Ir, M.Sc., Ph.D. 2002. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Desthiarini, Made. Tugas 1 Perilaku Konsumen (Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen). http://madedesthi.blogspot.com/2011/10/tugas-1-perilaku-konsumen-proses.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:12]
Diantika, Anistia. Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian. http://aniezteea.blogspot.com/2012/11/tugas-softskill-perilaku-konsumen.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 09:23]
Han, Jeanny. Pengaruh Nilai Budaya dan Etnis terhadap Perilaku Konsumen. http://jeannyhan.wordpress.com/2013/09/22/pengaruh-nilai-budaya-dan-etnis-terhadap-perilaku-konsumen/ [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 09:58]
Nicodc. Perbedaan Orang Timur (Indonesia) dan Barat (Amerika). http://www.kaskus.co.id/thread/51ac15e9be29a0ae76000006/perbedaan-orang-timur-dan-barat [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 11:53]
Paramitha, Ananda. Pengaruh Budaya terhadap Pembelian dan Konsumsi. http://ananda-nando.blogspot.com/2012/11/pengaruh-budaya-terhadap-pembelian-dan.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:34]
Purnamasari, Dian. Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi. http://purnamasaridian22.blog.com/2012/10/07/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian-dan-konsumsi/ [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:12]
Sukma, Rianti Purwanti. Pengambil Keputusan Konsumen. http://riantisukmaayu.blogspot.com/ [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:17]
Talalu, Ervin. Soju dan Tradisi Minum arak di Korea. http://www.teruskan.com/9820/soju-dan-tradisi-minum-arak-di-korea.html [diunduh pada tanggal 16 September 2014 pukul 12:22]
Wenz. Teori Perilaku Konsumen (Contoh Iklan). http://wenz-just-wenz.blogspot.com/2011/08/teori-perilaku-konsumen-contoh-iklan.html [diunduh pada tanggal 16 September 2014 pukul 12:21]
Wulandari, Esty. Pengaruh Budaya terhadap Perilaku Konsumen. http://esty.staff.uns.ac.id/pengaruh-budaya-terhadap-perilaku-konsumen/ [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 09:12]
Zoel. Iklan Bertema Budaya, Memberi “Roh” pada Merek. http://www.marketing.co.id/iklan-bertema-budaya-memberi-roh-pada-merek/ [diunduh pada tanggal 16 September 2014 pukul 11:30]
[Anonim]. Contoh Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi. http://dark-rendezvous.blogspot.com/2012/11/contoh-pengaruh-kebudayaan-terhadap.html [diunduh pada tanggal 15 September 2014 pukul 10:45]


No comments:

Post a Comment

 

♪my kawaii (◕‿◕✿) Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez