Friday, March 21, 2014

Menjadi Pengusaha dalam Pandangan Islam

Posted by Unknown at 7:05 PM

Cara pandang seorang muslim dalam menjalankan aktifitasnya sebagai seorang pengusaha pastinya berbeda-beda. Cara pandang dalam menentukan standar sukses misalnya. Bisa jadi kita sukses, namun sebenarnya apa standar sukses bagi kita ?. Banyak yang beranggapan bahwa standar sukses itu adalah telah mendapatkan keuntungan yang banyak berlipat ganda, memiliki asset perusahaan yang bernilai lebih, harta kekayaan terus bertambah, dan perusahaan terus bertumbuh kembang. Selain itu, sering kali kita mengukur kesuksesan dengan masuk ke dalam daftar orang terkaya baik itu di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, ataupun mungkin juga tingkat internasional. Namun, jika kita renungkan dan dilihat dari kacamata syariat belum tentu itu sukses. 
Sukses yang sejati itu bila kita benar-benar merasakan dan menikmati sukses tersebut. Ada saja orang yang sudah sukses namun dia belum bisa merasakan nikmatnya sukses tersebut, nampaknya sukses namun hatinya tidak tenang ataupun merasa gelisah.
Kesuksesan di dunia hanyalah sesaat, orang yang kufur sering kali Allah beri kesempatan, diberi rezeki namun itu hanyalah sesaat. Tatkala mereka lalai dan berpaling dari peringatan Allah, bila tiba saatnya Allah akan jatuhkan bencana. Allah membuka pintu rezeki bagi semua ciptaan-Nya. Negara-negara yang perekonomiannya maju seperti Jepang, Cina, Amerika, dan India diberikan kesempatan dan rezeki oleh Allah padahal sebagian besar mereka adalah orang kafir. Sedangkan mengapa negara yang berkembang seperti Indonesia yang mayoritas penduduknya umat muslim ekonominya belum bisa seperti mereka ?, ingat kesuksesan dunia itu tidak akan lama, nanti juga akan berujung pada kehancuran.Bagaimana sukses dapat terwujud jika ternyata sukses harus mengorbankan iman, harus mengorbankan nilai-nilai takwa ?, maka apalah artinya sukses tersebut. Hal itu bukan menjadikan kita sukses namun hanya mendapatkan kerugian. Kebanyakan orang beranggapan bahwa seseorang yang failed atau rugi adalah yang tidak memiliki dinar atau dirham (uang) dan tidak memiliki asset, standarnya hanya dilihat dari angka. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam membenarkan bahwa angka bukanlah suatu standar keberhasilan, angka bisa berubah. 
Orang yang benar-benar failed adalah orang yang kelak pada hari kiamat dengan pahala yang menggunung (pahala yang banyak), namun yang terjadi semasa hidupnya dia menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan harta dengan merampas dan memakan harta orang lain, sehingga pahala yang begitu banyak akan dibagi-bagikan untuk menebus dosa-dosa yang pernah ia lakukan di dunia, maka dosa orang-orang yang pernah ia rampas haknya akan ia pikul sehingga menjerumuskan ke dalam neraka, bukan disebabkan oleh dosanya sendiri namun karena dosa orang lain yang pernah ia dzalimi. Nauzdubillah
          Keuntungan dalam kamus pengusaha muslim bukan hanya angka yang berlipat ganda namun dalam suatu usaha kita harus mengetahui bagaimana cara dan darimana kita mendapatkan keuntungan. Apakah keuntungan yang kita dapatkan tersebut halal atau tidak ?. Selain itu kita juga harus mengetahui keuntungan yang kita dapatkan akan dipakai untuk apa saja ?, akan kita keluarkan untuk apa ?. Karena setiap rezeki yang kita dapatkan akan dipertanggungjawabkan nantinya di akhirat, sehingga kita harus mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan.

Kondisi Negara Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbanyak No. 5 di Dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hanya bisa membeli, mengkonsumsi, dan menggunakan tanpa bisa memproduksi, menghasilkan, dan menjual. Jumlah permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah produksinya. Baru saja beberapa hari kemarin saat mengerjakan tugas kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Saat itu saya sedang mencari data permintaan dan produksi buah pisang, ternyata tidak hanya permintaan buah pisang saja, namun permintaan buah yang lainnya juga tidak sebanding dengan produksinya. Terlebih lagi sudah beberapa tahun kebelakang kita mengimpor segala jenis komoditi baik itu sayuran ataupun buah-buahan dari negara lain. Untuk memenuhi permintaan dalam negeri mayoritas komoditi apa saja yang terdapat di Indonesia adalah hasil impor dari luar. Hal ini membuat produk dalam negeri kalah bersaing dengan produk luar.
Peluang pasar di Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk yang banyak. Jumlah pengusaha di negeri ini belum bisa memenuhi standar sebagai bangsa yang maju yaitu belum bisa mencapai 5-10 % dari jumlah penduduk. Hal ini terjadi karena mungkin standar kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia disesuaikan dengan minat perusahaan. Tatkala minat perusahaan mengarah pada skill tertentu seperti harus menguasai bahasa inggris maka kurikulum diubah, siswa SMA sederajat harus sudah bisa berbahasa inggris agar bisa diserap oleh perusahaan. Sehingga dapat dikatakan kurikulum karyawan bukan kurikulum pengusaha. Hanya saja baru akhir-akhir ini enterpreneurship seperti motivasi untuk wirausaha dicanangkan.Di Indonesia jumlah produk Impor lebih besar daripada produk yang ekspor. Seharusnya Impor dan Ekspor dapat sebanding. Menurut data masyarakat yang berumur 0-25 tahun merupakan jumlah terbesar bangsa ini. Mayoritas mereka yang berada pada range tersebut  adalah umur konsumtif masih belum produktif. Masa-masa sekolah mereka masih ketergantungan dengan orang tua ataupun saudara, mereka baru bisa membeli dan memakai belum bisa menjual (memproduksi) itupun dari meminta uang kepada orang tua. Sehingga dengan keadaan seperti itu merupakan peluang pasar yang besar bagi para pengusaha. Mereka belum bisa berfikir logis tentang mutu, dan belum bisa berfikir ekonomis, bagi mereka yang penting warnanya bagus atau rasanya enak. Negara Cina tahu bahwa jumlah masyarakat kita yang paling banyak adalah anak-anak diantara umur tersebut dan mereka tahu bahwa masyarakat kita seperti anak-anak masih suka main, sehingga Cina tidak melewatkan kesempatan ini untuk mengekspor produk-produk mainan ke Indonesia.
   Jika dilihat dari pola pikir kebanyakan orang tua berpesan kepada anak-anaknya Belajar yang rajin, sekolah yang pinter, cukup bapak yang jadi petani. Nanti kalau kamu pinter jadi pegawai negeri. Ada dua pilihan yang diinginkan kebanyakan orang tua pada anaknya yaitu setelah lulus bisa menjadi pegawai negeri atau menjadi karyawan di perusahaan yang bonafit. Mayoritas cita-cita yang ingin menjadi pegawai negeri adalah agar dapat menjadi pensiun disaat masa tua, hanya mengiginkan mendapat pensiun setiap bulannya. Bukannya ingin mencibirkan pegawai negeri, namun ini adalah pola pikir sebagian orang. Seorang pengusaha tidak ingin pensiun, mereka ingin terus berkarya, bukan digaji namun saat di masa tuanya yang kerja adalah orang lain, dia hanya mengambil keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari usahanya.
   Kondisi diatas memang memilukan, terlebih lagi gaya bahasa anak muda sekarang sudah tidak beraturan. Kebanyakan dari mereka mengubah olah kata sehingga membuat kata-katanya itu aneh. Jika kita melihat dari sisi pandang perilaku tidak baik yang dilakukan oleh generasi muda, kita hanya bisa mengelus dada dalam artian sabar.

Be an Enterpreneurs

Peluang untuk menjadi pengusaha di Negeri ini masih luas belum terlalu banyak kompetitor. Misalkan jika kita membuka restoran masakan sunda saat ini masih belum ada perusahaan yang menguasai restoran masakan sunda. Usaha Restoran sunda masih berwarna-warni dalam artian belum ada perusahaan yang memonopoli. Perusahaan-perusahaan besar di berbagai sektor pun masih belum banyak. Seseorang yang baru lulus dari suatu pendidikan yang berkeinginan untuk membuat usaha itu adalah makhluk langka di Negeri kita karena kebanyakan dari lulusan SMA sederajat maupun lulusan S1 lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang bonafit. 
Hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam menjelaskan bahwa mata pencaharian yang paling barokah, paling bagus dan menguntungkan adalah dunia usaha.Para Sahabat bertanya kepada Rasulullah Penghasilan apakah yang paling baik ? Beliau menjawab : "Hasil pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap perniagaan yang baik. (Hadist Riwayat Ahmad).
  Ternyata sektor perdagangan memiliki peran besar dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku, serta masa depan agama masyarakat bangsa ini. Perilaku dan budaya bisa dipudarkan oleh para pengusaha.
Contoh :Dulu para Ibu-ibu dan anak-anak maupun para remaja pakaiannya adalah rok panjang dan kebaya. Dulu pakaian mayoritas kita wanita memakai itu, namun sekarang berbeda mereka sudah berganti memakai pakaian rok mini, tanktop, dll. Siapakah yang menjadikan wanita sekarang seperti itu ?. Tentunya adalah para pedagang, karena mereka sedikit demi sedikit membuat produknya dengan awalnya dibuat celana yang gombrong bawahnya dan dengan berjalannya waktu modis makin mengerucut, celana dibuat semakin kecil dan disempit-sempitin. Panjangnya dikurangi sampai jadi celana pendek (hot pants). Alhamdulillah saat ini jilbab sudah meluas, para wanita sudah banyak yang menggunakan jilbab. Namun sayangnya diantara mereka atasnya memakai jilbab tetapi bawahnya telanjang (memakai celana/rok ketat ;legging;levis). Pakaian wanita semakin naik keatas, hanya pakaian laki-laki yang tetap malahan celana panjang laki-laki semakin turun panjang kebawah. Siapa yang membuat itu terjadi ? para pedagang yang membuat model dengan mempromosikannya sehingga menarik konsumen. Iklan sangat berpengaruh terhadap suatu produk. Tidak berfikir halal haram dan tidak berfikir masa depan bangsa, hanya berfikir mendapat keuntungan yang banyak. 
Hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, "Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan kelak pada hari qiyamat sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur." (Riwayat At-Tirmidzi).Saat bulan kemarau media kita sibuk memberitakan kekeringan dan pada saat bulan penghujan media kita sibuk memberitakan gangguan banjir dan gagal panen akibat banjir. Indonesia merupakan negara agraris namun mengapa harga cabai mahalnya luar biasa ?. Buah dan sayuran juga mahal, padahal kalau di tingkat petani harganya murah luar biasa, tapi saat sampai di pasar harganya menjadi mahal. Kenapa semua itu terjadi ? karena ulah pedagang. Hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, "Dan tidaklah mereka berbuat curang ketika menakar dan menimbang, melainkan mereka akan ditimpa kekeringan,  mahalnya biaya hidup, dan kedzaliman para penguasa. (Riwayat Ibnu Majah, Al Hakim) 
          Jika ingin menjadi seorang pengusaha yang misalnya memiliki tanah untuk modal memulai usaha, ada baiknya jika tanah yang dimiliki dapat dimanfaatkan tidak dijual. Jual tanah dalam islam tidak dianjurkan, Hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa menjual rumah atau tanahnya, maka layaknya ia menyadari bahwa sejatinya penjualannya itu tidak diberkahi, kecuali bila menggunakan hasil penjualannya untuk membeli barang serupa. (At Tirmidzi, Al Baihaqi dan lainnya)
        Beberapa orang pribumi yang memiliki tanah seringkali menjual tanah atau rumahnya biasanya untuk konsumsi/kebutuhan. Jual tanah diperbolehkan jika dia menjual tanah atau rumahnya untuk pindah ke tempat yang lebih baik atau lebih subur, maka insyaAllah akan diberkahi. Namun seharusnya jual tanah maupun rumah hendaknya menjadi pilihan terakhir, seharusnya berfikir bagaimana agar tanahnya dapat menghasilkan uang. Bisa disewakan, atau dijadikan investasi untuk memulai suatu usaha. Maka dengan begitu dapat berfikiran panjang ke masa depan.
Beberapa alasan diatas cukup untuk mendorong kita memulai menjadi seorang pengusaha. Jika kita sudah bertekad ingin terjun kedalam dunia usaha maka yakin dan lakukanlah.

catatan penulis : terima kasih semoga bermanfaat, mohon maaf jika terdapat kesalahan kata maupun kekurangan dalam penulisan.

1 comments on "Menjadi Pengusaha dalam Pandangan Islam"

thumart on February 7, 2017 at 11:05 AM said...

jahahaha website bohong-bohongan http://newkerjaonline2014.blogspot.com/

Post a Comment

Friday, March 21, 2014

Menjadi Pengusaha dalam Pandangan Islam


Cara pandang seorang muslim dalam menjalankan aktifitasnya sebagai seorang pengusaha pastinya berbeda-beda. Cara pandang dalam menentukan standar sukses misalnya. Bisa jadi kita sukses, namun sebenarnya apa standar sukses bagi kita ?. Banyak yang beranggapan bahwa standar sukses itu adalah telah mendapatkan keuntungan yang banyak berlipat ganda, memiliki asset perusahaan yang bernilai lebih, harta kekayaan terus bertambah, dan perusahaan terus bertumbuh kembang. Selain itu, sering kali kita mengukur kesuksesan dengan masuk ke dalam daftar orang terkaya baik itu di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, ataupun mungkin juga tingkat internasional. Namun, jika kita renungkan dan dilihat dari kacamata syariat belum tentu itu sukses. 
Sukses yang sejati itu bila kita benar-benar merasakan dan menikmati sukses tersebut. Ada saja orang yang sudah sukses namun dia belum bisa merasakan nikmatnya sukses tersebut, nampaknya sukses namun hatinya tidak tenang ataupun merasa gelisah.
Kesuksesan di dunia hanyalah sesaat, orang yang kufur sering kali Allah beri kesempatan, diberi rezeki namun itu hanyalah sesaat. Tatkala mereka lalai dan berpaling dari peringatan Allah, bila tiba saatnya Allah akan jatuhkan bencana. Allah membuka pintu rezeki bagi semua ciptaan-Nya. Negara-negara yang perekonomiannya maju seperti Jepang, Cina, Amerika, dan India diberikan kesempatan dan rezeki oleh Allah padahal sebagian besar mereka adalah orang kafir. Sedangkan mengapa negara yang berkembang seperti Indonesia yang mayoritas penduduknya umat muslim ekonominya belum bisa seperti mereka ?, ingat kesuksesan dunia itu tidak akan lama, nanti juga akan berujung pada kehancuran.Bagaimana sukses dapat terwujud jika ternyata sukses harus mengorbankan iman, harus mengorbankan nilai-nilai takwa ?, maka apalah artinya sukses tersebut. Hal itu bukan menjadikan kita sukses namun hanya mendapatkan kerugian. Kebanyakan orang beranggapan bahwa seseorang yang failed atau rugi adalah yang tidak memiliki dinar atau dirham (uang) dan tidak memiliki asset, standarnya hanya dilihat dari angka. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam membenarkan bahwa angka bukanlah suatu standar keberhasilan, angka bisa berubah. 
Orang yang benar-benar failed adalah orang yang kelak pada hari kiamat dengan pahala yang menggunung (pahala yang banyak), namun yang terjadi semasa hidupnya dia menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan harta dengan merampas dan memakan harta orang lain, sehingga pahala yang begitu banyak akan dibagi-bagikan untuk menebus dosa-dosa yang pernah ia lakukan di dunia, maka dosa orang-orang yang pernah ia rampas haknya akan ia pikul sehingga menjerumuskan ke dalam neraka, bukan disebabkan oleh dosanya sendiri namun karena dosa orang lain yang pernah ia dzalimi. Nauzdubillah
          Keuntungan dalam kamus pengusaha muslim bukan hanya angka yang berlipat ganda namun dalam suatu usaha kita harus mengetahui bagaimana cara dan darimana kita mendapatkan keuntungan. Apakah keuntungan yang kita dapatkan tersebut halal atau tidak ?. Selain itu kita juga harus mengetahui keuntungan yang kita dapatkan akan dipakai untuk apa saja ?, akan kita keluarkan untuk apa ?. Karena setiap rezeki yang kita dapatkan akan dipertanggungjawabkan nantinya di akhirat, sehingga kita harus mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan.

Kondisi Negara Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbanyak No. 5 di Dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hanya bisa membeli, mengkonsumsi, dan menggunakan tanpa bisa memproduksi, menghasilkan, dan menjual. Jumlah permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah produksinya. Baru saja beberapa hari kemarin saat mengerjakan tugas kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Saat itu saya sedang mencari data permintaan dan produksi buah pisang, ternyata tidak hanya permintaan buah pisang saja, namun permintaan buah yang lainnya juga tidak sebanding dengan produksinya. Terlebih lagi sudah beberapa tahun kebelakang kita mengimpor segala jenis komoditi baik itu sayuran ataupun buah-buahan dari negara lain. Untuk memenuhi permintaan dalam negeri mayoritas komoditi apa saja yang terdapat di Indonesia adalah hasil impor dari luar. Hal ini membuat produk dalam negeri kalah bersaing dengan produk luar.
Peluang pasar di Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk yang banyak. Jumlah pengusaha di negeri ini belum bisa memenuhi standar sebagai bangsa yang maju yaitu belum bisa mencapai 5-10 % dari jumlah penduduk. Hal ini terjadi karena mungkin standar kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia disesuaikan dengan minat perusahaan. Tatkala minat perusahaan mengarah pada skill tertentu seperti harus menguasai bahasa inggris maka kurikulum diubah, siswa SMA sederajat harus sudah bisa berbahasa inggris agar bisa diserap oleh perusahaan. Sehingga dapat dikatakan kurikulum karyawan bukan kurikulum pengusaha. Hanya saja baru akhir-akhir ini enterpreneurship seperti motivasi untuk wirausaha dicanangkan.Di Indonesia jumlah produk Impor lebih besar daripada produk yang ekspor. Seharusnya Impor dan Ekspor dapat sebanding. Menurut data masyarakat yang berumur 0-25 tahun merupakan jumlah terbesar bangsa ini. Mayoritas mereka yang berada pada range tersebut  adalah umur konsumtif masih belum produktif. Masa-masa sekolah mereka masih ketergantungan dengan orang tua ataupun saudara, mereka baru bisa membeli dan memakai belum bisa menjual (memproduksi) itupun dari meminta uang kepada orang tua. Sehingga dengan keadaan seperti itu merupakan peluang pasar yang besar bagi para pengusaha. Mereka belum bisa berfikir logis tentang mutu, dan belum bisa berfikir ekonomis, bagi mereka yang penting warnanya bagus atau rasanya enak. Negara Cina tahu bahwa jumlah masyarakat kita yang paling banyak adalah anak-anak diantara umur tersebut dan mereka tahu bahwa masyarakat kita seperti anak-anak masih suka main, sehingga Cina tidak melewatkan kesempatan ini untuk mengekspor produk-produk mainan ke Indonesia.
   Jika dilihat dari pola pikir kebanyakan orang tua berpesan kepada anak-anaknya Belajar yang rajin, sekolah yang pinter, cukup bapak yang jadi petani. Nanti kalau kamu pinter jadi pegawai negeri. Ada dua pilihan yang diinginkan kebanyakan orang tua pada anaknya yaitu setelah lulus bisa menjadi pegawai negeri atau menjadi karyawan di perusahaan yang bonafit. Mayoritas cita-cita yang ingin menjadi pegawai negeri adalah agar dapat menjadi pensiun disaat masa tua, hanya mengiginkan mendapat pensiun setiap bulannya. Bukannya ingin mencibirkan pegawai negeri, namun ini adalah pola pikir sebagian orang. Seorang pengusaha tidak ingin pensiun, mereka ingin terus berkarya, bukan digaji namun saat di masa tuanya yang kerja adalah orang lain, dia hanya mengambil keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari usahanya.
   Kondisi diatas memang memilukan, terlebih lagi gaya bahasa anak muda sekarang sudah tidak beraturan. Kebanyakan dari mereka mengubah olah kata sehingga membuat kata-katanya itu aneh. Jika kita melihat dari sisi pandang perilaku tidak baik yang dilakukan oleh generasi muda, kita hanya bisa mengelus dada dalam artian sabar.

Be an Enterpreneurs

Peluang untuk menjadi pengusaha di Negeri ini masih luas belum terlalu banyak kompetitor. Misalkan jika kita membuka restoran masakan sunda saat ini masih belum ada perusahaan yang menguasai restoran masakan sunda. Usaha Restoran sunda masih berwarna-warni dalam artian belum ada perusahaan yang memonopoli. Perusahaan-perusahaan besar di berbagai sektor pun masih belum banyak. Seseorang yang baru lulus dari suatu pendidikan yang berkeinginan untuk membuat usaha itu adalah makhluk langka di Negeri kita karena kebanyakan dari lulusan SMA sederajat maupun lulusan S1 lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang bonafit. 
Hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam menjelaskan bahwa mata pencaharian yang paling barokah, paling bagus dan menguntungkan adalah dunia usaha.Para Sahabat bertanya kepada Rasulullah Penghasilan apakah yang paling baik ? Beliau menjawab : "Hasil pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap perniagaan yang baik. (Hadist Riwayat Ahmad).
  Ternyata sektor perdagangan memiliki peran besar dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku, serta masa depan agama masyarakat bangsa ini. Perilaku dan budaya bisa dipudarkan oleh para pengusaha.
Contoh :Dulu para Ibu-ibu dan anak-anak maupun para remaja pakaiannya adalah rok panjang dan kebaya. Dulu pakaian mayoritas kita wanita memakai itu, namun sekarang berbeda mereka sudah berganti memakai pakaian rok mini, tanktop, dll. Siapakah yang menjadikan wanita sekarang seperti itu ?. Tentunya adalah para pedagang, karena mereka sedikit demi sedikit membuat produknya dengan awalnya dibuat celana yang gombrong bawahnya dan dengan berjalannya waktu modis makin mengerucut, celana dibuat semakin kecil dan disempit-sempitin. Panjangnya dikurangi sampai jadi celana pendek (hot pants). Alhamdulillah saat ini jilbab sudah meluas, para wanita sudah banyak yang menggunakan jilbab. Namun sayangnya diantara mereka atasnya memakai jilbab tetapi bawahnya telanjang (memakai celana/rok ketat ;legging;levis). Pakaian wanita semakin naik keatas, hanya pakaian laki-laki yang tetap malahan celana panjang laki-laki semakin turun panjang kebawah. Siapa yang membuat itu terjadi ? para pedagang yang membuat model dengan mempromosikannya sehingga menarik konsumen. Iklan sangat berpengaruh terhadap suatu produk. Tidak berfikir halal haram dan tidak berfikir masa depan bangsa, hanya berfikir mendapat keuntungan yang banyak. 
Hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, "Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan kelak pada hari qiyamat sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur." (Riwayat At-Tirmidzi).Saat bulan kemarau media kita sibuk memberitakan kekeringan dan pada saat bulan penghujan media kita sibuk memberitakan gangguan banjir dan gagal panen akibat banjir. Indonesia merupakan negara agraris namun mengapa harga cabai mahalnya luar biasa ?. Buah dan sayuran juga mahal, padahal kalau di tingkat petani harganya murah luar biasa, tapi saat sampai di pasar harganya menjadi mahal. Kenapa semua itu terjadi ? karena ulah pedagang. Hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, "Dan tidaklah mereka berbuat curang ketika menakar dan menimbang, melainkan mereka akan ditimpa kekeringan,  mahalnya biaya hidup, dan kedzaliman para penguasa. (Riwayat Ibnu Majah, Al Hakim) 
          Jika ingin menjadi seorang pengusaha yang misalnya memiliki tanah untuk modal memulai usaha, ada baiknya jika tanah yang dimiliki dapat dimanfaatkan tidak dijual. Jual tanah dalam islam tidak dianjurkan, Hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa menjual rumah atau tanahnya, maka layaknya ia menyadari bahwa sejatinya penjualannya itu tidak diberkahi, kecuali bila menggunakan hasil penjualannya untuk membeli barang serupa. (At Tirmidzi, Al Baihaqi dan lainnya)
        Beberapa orang pribumi yang memiliki tanah seringkali menjual tanah atau rumahnya biasanya untuk konsumsi/kebutuhan. Jual tanah diperbolehkan jika dia menjual tanah atau rumahnya untuk pindah ke tempat yang lebih baik atau lebih subur, maka insyaAllah akan diberkahi. Namun seharusnya jual tanah maupun rumah hendaknya menjadi pilihan terakhir, seharusnya berfikir bagaimana agar tanahnya dapat menghasilkan uang. Bisa disewakan, atau dijadikan investasi untuk memulai suatu usaha. Maka dengan begitu dapat berfikiran panjang ke masa depan.
Beberapa alasan diatas cukup untuk mendorong kita memulai menjadi seorang pengusaha. Jika kita sudah bertekad ingin terjun kedalam dunia usaha maka yakin dan lakukanlah.

catatan penulis : terima kasih semoga bermanfaat, mohon maaf jika terdapat kesalahan kata maupun kekurangan dalam penulisan.

1 comment:

  1. jahahaha website bohong-bohongan http://newkerjaonline2014.blogspot.com/

    ReplyDelete

 

♪my kawaii (◕‿◕✿) Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez