Friday, September 26, 2014

Perencanaan Bisnis Sayuran Selada Keriting Hidroponik #2

Posted by Unknown at 4:18 AM 1 comments
Data-Data Informasi Pasar
Wilayah
2000 (Juta Jiwa)
2010 (Juta Jiwa)
DKI Jakarta
8.389.443
9.607.787
Jawa Barat
35.729.537
43.053.732
Indonesia
206.264.595
237.641.326
Sumber : www.bps.go.id
Permintaan sayuran yang dikonsumsi sebagai bahan pelengkap makanan pokok akan terus berfluktuasi seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk saat ini. Dari tahun ke tahun, populasi penduduk Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia yaitu sekitar 206 juta dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sekitar 237 juta. Pertambahan jumlah penduduk di Indonesia memperlihatkan peningkatan yang cukup pesat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka akan berpengaruh terhadap jumlah konsumsi sayuran di Indonesia. 
Market Share
       Pada usaha sayur selada keriting hidroponik mengambil market pasar yang berada di wilayah Jakarta dan Bandung. Perhitungan market share dengan melihat kapasitas produksi dari beberapa usaha sejenis yang berlokasi di sekitar cakupan pasar. Cakupan pasar usaha sayur selada hidroponik ini berada di sekitar wilayah DKI Jakarta dan Bandung. Sehingga menurut hasil wawancara dengan manager PT. Kebun Sayur Segar (Parung Farm) terdapat 2 perusahaan sayuran hidroponik terbesar di pulau Jawa Barat yang memiliki market share 40%:40%. Sehingga sisa market share untuk pengusaha di wilayah Jawa Barat yaitu 60%. Usaha sayuran selada hidroponik mengambil market share sebesar 20%. 
Harga di Pasaran
            Harga untuk produk hidroponik yang berada di pasaran bervariasi antara Rp. 10.000 – Rp. 80.000 per kg tergantung dengan jenis sayuran yang dipasarkan. Semakin jenis sayuran jarang berada di pasar lokal maka semakin mahal pula harga yang ditawarkan. Jenis sayuran yang dijual dengan harga lebih dari Rp. 40.000,-/kg yaitu selada Endive, Romaine, Lollo Rossa, Monde, Selada Keriting Merah, dan lain sebagainya. Menurut salah satu pengusaha hidroponik di kota Tangerang Selatan Provinsi Banten harga sayuran hidroponik tergolong mahal, hal ini disebabkan oleh biaya produksi yang cukup mahal yaitu mencapai Rp. 18.000 – Rp. 22.000 per kg.
Keinginan dan Kebutuhan Konsumen
Permintaan produk hidroponik terkait erat dengan peningkatan kesadaran hidup sehat di masyarakat. Namun, daya beli dan tingkat harga juga berpengaruh terhadap perluasan pasar. Beberapa orang atau konsumen ingin mengkonsumsi makanan sehat dengan harga terjangkau, hal ini menyangkut harga yang menjadi salah satu faktor penentu permintaan sayuran hidroponik. Beberapa orang atau konsumen ada yang membutuhkan sayuran sehat untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya, hal ini menjadikan produk sayuran hidroponik dicari oleh konsumen yang membutuhkan sayuran berkualitas.
Peluang Untuk Memasarkan Produk
Usaha sayur selada hidroponik saat ini masih banyak peluang untuk dikembangkan. Setiap tahun permintaan terhadap produk hidroponik bertambah 10 – 15 %. Setiap bulan 41 gerai pasar modern Carrefour di Jakarta dan sekitarnya memerlukan pasokan yang berjumlah total hingga 3 ton sayuran hidroponik, saat ini  pasar modern Carrefour tersebut menginginkan tambahan pasokan bulanan sedikitnya 600 kg. Jika memenuhi syarat, pemasok baru dipersilahkan untuk memasarkan produk hidroponiknya pada pasar modern Carrefour. (Menurut Caesario Parlindungan, Senior General Manager Commercial Fresh PT. Trans Retail Indonesia).
Restoran-restoran dan hotel-hotel mewah di perkotaan besar membutuhkan pasokan bahan baku sayuran hidroponik. Hidroponik menjadi pilihan kaum elite karena kualitas dari produk hidroponik jauh lebih baik daripada produk konvensional. Sayur selada dari pasar disimpan 2 hari sudah rusak, sedangkan sayur selada hidroponik dapat disimpan 3-4 hari tanpa mengubah rasa. Harga sayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada harga sayur biasa di pasar tradisional. Sayuran hidroponik terbebas dari pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebih segar, dan packaging yang lebih baik, sehingga sayuran yang dijual di beberapa supermarket tersebut selalu cepat terjual habis.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka. Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia.
Kesadaran hidup sehat, daya beli konsumen, dan harga terjangkau menjadi kunci pasar sayuran hidroponik. Saat ketiganya terbuka pasar tanpa batas membentang luas.
Pesaing Usaha
Di Indonesia terdapat beberapa usaha maupun perusahaan yang bergerak dalam bidang on farm budidaya produk hidroponik. Perusahaan berskala menengah sampai dengan besar, sedangkan usaha perseorangan berskala kecil sampai dengan besar. Daftar pesaing usaha produk hidroponik di Indonesia yang sampai saat ini baru diketahui oleh saya yaitu sebagai berikut :
No.
Nama Usaha/Perusahaan
Lokasi
1.
PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
Lembang, Bandung
2.
PT. Kebun Sayur Segar (Parung Farm)
Parung, Bogor
Cugenang, Cianjur
3.
PT. Kusumasatria Agrobia Tani Perkasa
Batu, Jawa Timur
4.
Jiri Farm
Curug Kulon, Tangerang
5.
PT. Saung Mirwan
Megamendung, Bogor
6.
Suran Farm
Cibodas, Lembang
7.
Syaugi Lettuce Hydroponic Farm
Ciputat, Tangerang Selatan
8.
Kebun Sayur
Tangerang Selatan, Banten
Pesaing tersebut memproduksi berbagai macam jenis komoditas hortikultura dengan sistem hidroponik maupun aeroponik.

 Segmentation, Targetting, Positioning
-          Segmentasi
Segmentasi pasar adalah proses memilih suatu pasar ke dalam berbagai kelompok pelanggan yang berperilaku sama atau memiliki kebutuhan serupa. Pemasaran segmen, segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Adapun segmentasi pada usaha sayuran hidroponik “Greeny Farm” yaitu :
Geografi          :
Wilayah Kota Jakarta dan Kota Bandung, maksud dari cakupan pasar ini adalah usaha sayuran selada hidroponik akan memasok ke beberapa restoran dan hotel yang berada di sekitar wilayah Jakarta dan Bandung. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan skala usaha, dimungkinkan untuk perluasan pasar sampai keluar wilayah tersebut. Penetapan segmentasi berdasarkan wilayah ini dikarenakan rencana lokasi usaha akan ditempatkan di daerah Cianjur yang memiliki akses distribusi yang mudah untuk ke wilayah Jakarta dan Bandung.
Demografi       :
·         Umur 5 tahun sampai dengan 70 tahun
·         Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
·         Pendidikan SMA, D3, S1, S2, S3
·         Agama semua yang dianut oleh masyarakat Indonesia
Psikografis       :
·         Kepribadian seseorang yang menyukai sayuran sehat, bersih, dan memiliki tampilan yang menarik
Perilaku           :
·         Tingkat pemakaian setiap hari mengkonsumsi sayuran
·         Kelas Sosial, konsumen yang mampu dan memiliki daya beli yang menegah sampai dengan tinggi
Targetting
 Targeting merupakan proses mengevaluasi dan membandingkan berbagai segmen pasar global, serta memilih satu atau lebih diantaranya sebagai pasar sasaran yang dinilai berpotensi paling besar untuk dilayani secara efektif dan efisien. Target konsumen untuk produk selada keriting hidroponik adalah :
·         Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
·         Memiliki usaha restoran dan perhotelan dengan skala usaha menengah keatas (konsumen pengusaha)
·         Memiliki pendapatan Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,- per bulan (untuk konsumen perseorangan)
Positioning
Positioning adalah cara produk itu didefinisikan oleh konsumen berdasarkan sejumlah atribut atau tempat produk tertentu dipikiran konsumen secara relatif terhadap konsumen yang bersaing. Positioning berusaha menempatkan produk dalam benak pelanggan sasaran sedemikian rupa, sehingga memperoleh posisi yang unik dan unggul ini didapatkan dari berbagai diferensiasi. Positioning untuk produk sayuran selada hidroponik adalah ‘Produk sayuran sehat, bersih, indah, dan berkualitas yang dibudidayakan dengan menggunakan teknologi hidroponik’. Tag line yang dipilih untuk positioning pada produk ini yaitu : “let’s come to hydroponic style”. Dengan tag line tersebut konsumen, customer, maupun masyarakat diajak untuk mendatangi gaya konsumsi produk hidroponik agar mengikuti perkembangan pertanian saat di Indonesia maupun di dunia. Dengan positioning ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal produk hidroponik, konsumen diharapkan dapat menjadi loyal dalam mengkonsumsi produk hidroponik, dan customer diharapkan dapat terus setia untuk memasok bahan bakunya dari usaha Greeny Farm ini.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Product, mengacu pada value yang terdapat pada produk tersebut, bagaimana produk tersebut memenuhi kebutuhan konsumen, serta penanganan kualitasnya. Daun selada kaya akan antioksidan seperti betakarotin, folat dan lutein serta mengandung indol yang berkhasiat melindungi tubuh dari serangan kanker. Kandungan serat alaminya dapat menjaga kesehatan organ-organ pencernaan. Keragaman zat kimia yang dikandungnya menjadikan selada tanaman multikhasiat. Selada juga dapat berfungsi sebagai obat pembersih darah, mengatasi batuk, radang kulit, sulit tidur serta gangguan wasir (Wahyudi, 2005).
Selada umumnya dimakan mentah (lalap), dibuat salad atau disajikan dalam berbagai bentuk masakan Eropa maupun Cina. Jarang sekali selada disayur masak, karena rasanya menjadi kurang enak. Selada mengandung gizi cukup tinggi terutama sumber mineral. Kandungan zat gizi dalam 100 g selada antara lain kalori 15,00 kal, protein 1,20 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 2,9 g, Ca 22,00 mg, P 25 mg, Fe 0,5 mg, Vitamin A 540 SI, Vitamin B 0,04 mg, dan air 94,80 g (Rukmana,1994).
Produk sayur selada keriting hidroponik akan dikemas dengan menggunakan kemasan plastik yang tercantum nama produk, label usaha, alamat usaha, keterangan produk, dan beberapa atribut lainnya. Gambaran kemasan produk selada keriting hidroponik seperti gambar dibawah ini :
Gambar 1. Kemasan 250 gr Sayuran Selada Keriting Aeroponic Milik Amazing Farm
Produk pada usaha ini dijual dengan ukuran 250 gr (sedang) dan ukuran 1 kg (besar). Terdapat 2 ukuran sedang dan besar, hal ini disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dalam membeli produk. Jumlah produk yang akan dijual setiap per siklus atau setiap bulannya yaitu 760 kg (sudah dikurangi dengan persentase kegagalan 5%) atau dengan berjumlah 760 pack produk yang sudah dikemas.
Price, mengacu pada harga produk tersebut agar konsumen rela mengorbankan uangnya untuk membeli produk tersebut. Hal ini juga mencakup strategi penentuan harga produk tersebut agar bisa bersaing dengan produk kompetitor. Harga yang ditetapkan untuk satu produk sayur selada hidroponik adalah Rp. 40.000,-/kg dan Rp. 10.000,-/250 gr. Harga tersebut sudah disesuaikan dengan analisis perhitungan biaya, pendapatan serta keuntungan, kualitas grade A dan B, BEP rupiah, daya beli konsumen, dan harga di pasaran. Sedangkan untuk hasil panen dengan kualitas grade C akan dipasarkan pada pasar tradisional dengan harga yang sesuai di pasar.

Price           = HPP + Margin
                        = Rp. 30.706 + Rp. 9.294
            = Rp.  40.000,-/kg ~ Rp. 10.000,-/250gr
(Perhitungan lebih jelas terdapat di aspek finansial )
Place, mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan, bagaimana agar tempatnya bisa dijangkau oleh konsumen. Konsumen perseorangan maupun akan mendapatkan produk sayur selada hidroponik di restoran ataupun hotel mewah di daerah sekitar Jakarta dan Bandung. Sedangkan untuk konsumen pengusaha maupun customer akan mendapatkan produk di lokasi tempat usaha yang berada di Cianjur.
Promotion, merupakan konsep bauran pemasaran yang terakhir, mengacu pada cara mempromosikan produk tersebut agar diterima konsumen dan melakukan pembelian. Produk sayur selada keriting hidroponik akan dipromosikan pada media sosial seperti facebook, twitter, dan blog. Selain itu promosi akan dilakukan pada seminar-seminar maupun pelatihan tentang hidroponik dan aeroponik. Promosi pada media cetak seperti majalah kesehatan, dan majalah pertanian.

Perencanaan Bisnis Selada Keriting Hidroponik #1

Posted by Unknown at 3:48 AM 0 comments

 Latar Belakang Perencanaan Bisnis Selada Keriting Hidroponik


Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
Sektor pertanian Indonesia terdiri dari tiga sub sektor yaitu sub sektor tanaman perkebunan, tanaman pangan dan tanaman hortikultura. Hortikultura sebagai salah satu sub sektor pertanian terdiri dari berbagai jenis tanaman hias, sayuran, buah-buahan dan tanaman obat-obatan. Produk Hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan berperan dalam memenuhi gizi masyarakat terutama vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya. Saat ini di perkotaan mulai banyak bermunculan restoran-restoran  yang menyajikan menu masakan berbahan sayur yang berkualitas. Jasa kuliner tersebut memerlukan pasokan sayuran yang mendukung menu sajiannya, tidak hanya restoran hotel-hotel pun mencari komoditi sayuran yang berkualitas.
Sistem pertanian hidroponik juga memungkinkan kita untuk tetap dapat menumbuhkan tanaman meski dalam kondisi terbatasnya lahan yang ada dan ini tidak dapat dilakukan dalam pertanian konvensional maupun organik. Disamping itu meskipun secara ekonomis pada awalnya investasi yang dibutuhkan dalam penggunaan sistem hidroponik cukup besar namun selanjutnya justru akan lebih murah, sebab tenaga kerjanyapun tidak perlu terlalu banyak. Kerusakan tanaman juga dapat lebih diminimalkan dan tentu memiliki bentuk visual yang lebih menarik dan bersih baik tanamannya maupun lingkungan, sehingga cukup baik dari segi estetika.
Kelebihan bercocok tanam dengan menggunakan sistem hidroponik yaitu, dapat dilakukan pada ruang/tempat yang terbatas dan higienis, tanaman tumbuh lebih cepat dan dapat menghemat penggunaan pupuk, lebih terjamin dan bebas dari serangga dan hama penyakit, produksi tanaman lebih tinggi dibanding dengan menggunakan media tanam tanah biasa, efisien dalam teknis perawatan dan peralatan yang digunakan, dan kualitas tanaman yang dihasilkan lebih bagus dan tidak kotor.
(dari berbagai sumber

Friday, September 26, 2014

Perencanaan Bisnis Sayuran Selada Keriting Hidroponik #2

Data-Data Informasi Pasar
Wilayah
2000 (Juta Jiwa)
2010 (Juta Jiwa)
DKI Jakarta
8.389.443
9.607.787
Jawa Barat
35.729.537
43.053.732
Indonesia
206.264.595
237.641.326
Sumber : www.bps.go.id
Permintaan sayuran yang dikonsumsi sebagai bahan pelengkap makanan pokok akan terus berfluktuasi seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk saat ini. Dari tahun ke tahun, populasi penduduk Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia yaitu sekitar 206 juta dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sekitar 237 juta. Pertambahan jumlah penduduk di Indonesia memperlihatkan peningkatan yang cukup pesat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka akan berpengaruh terhadap jumlah konsumsi sayuran di Indonesia. 
Market Share
       Pada usaha sayur selada keriting hidroponik mengambil market pasar yang berada di wilayah Jakarta dan Bandung. Perhitungan market share dengan melihat kapasitas produksi dari beberapa usaha sejenis yang berlokasi di sekitar cakupan pasar. Cakupan pasar usaha sayur selada hidroponik ini berada di sekitar wilayah DKI Jakarta dan Bandung. Sehingga menurut hasil wawancara dengan manager PT. Kebun Sayur Segar (Parung Farm) terdapat 2 perusahaan sayuran hidroponik terbesar di pulau Jawa Barat yang memiliki market share 40%:40%. Sehingga sisa market share untuk pengusaha di wilayah Jawa Barat yaitu 60%. Usaha sayuran selada hidroponik mengambil market share sebesar 20%. 
Harga di Pasaran
            Harga untuk produk hidroponik yang berada di pasaran bervariasi antara Rp. 10.000 – Rp. 80.000 per kg tergantung dengan jenis sayuran yang dipasarkan. Semakin jenis sayuran jarang berada di pasar lokal maka semakin mahal pula harga yang ditawarkan. Jenis sayuran yang dijual dengan harga lebih dari Rp. 40.000,-/kg yaitu selada Endive, Romaine, Lollo Rossa, Monde, Selada Keriting Merah, dan lain sebagainya. Menurut salah satu pengusaha hidroponik di kota Tangerang Selatan Provinsi Banten harga sayuran hidroponik tergolong mahal, hal ini disebabkan oleh biaya produksi yang cukup mahal yaitu mencapai Rp. 18.000 – Rp. 22.000 per kg.
Keinginan dan Kebutuhan Konsumen
Permintaan produk hidroponik terkait erat dengan peningkatan kesadaran hidup sehat di masyarakat. Namun, daya beli dan tingkat harga juga berpengaruh terhadap perluasan pasar. Beberapa orang atau konsumen ingin mengkonsumsi makanan sehat dengan harga terjangkau, hal ini menyangkut harga yang menjadi salah satu faktor penentu permintaan sayuran hidroponik. Beberapa orang atau konsumen ada yang membutuhkan sayuran sehat untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya, hal ini menjadikan produk sayuran hidroponik dicari oleh konsumen yang membutuhkan sayuran berkualitas.
Peluang Untuk Memasarkan Produk
Usaha sayur selada hidroponik saat ini masih banyak peluang untuk dikembangkan. Setiap tahun permintaan terhadap produk hidroponik bertambah 10 – 15 %. Setiap bulan 41 gerai pasar modern Carrefour di Jakarta dan sekitarnya memerlukan pasokan yang berjumlah total hingga 3 ton sayuran hidroponik, saat ini  pasar modern Carrefour tersebut menginginkan tambahan pasokan bulanan sedikitnya 600 kg. Jika memenuhi syarat, pemasok baru dipersilahkan untuk memasarkan produk hidroponiknya pada pasar modern Carrefour. (Menurut Caesario Parlindungan, Senior General Manager Commercial Fresh PT. Trans Retail Indonesia).
Restoran-restoran dan hotel-hotel mewah di perkotaan besar membutuhkan pasokan bahan baku sayuran hidroponik. Hidroponik menjadi pilihan kaum elite karena kualitas dari produk hidroponik jauh lebih baik daripada produk konvensional. Sayur selada dari pasar disimpan 2 hari sudah rusak, sedangkan sayur selada hidroponik dapat disimpan 3-4 hari tanpa mengubah rasa. Harga sayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada harga sayur biasa di pasar tradisional. Sayuran hidroponik terbebas dari pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebih segar, dan packaging yang lebih baik, sehingga sayuran yang dijual di beberapa supermarket tersebut selalu cepat terjual habis.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka. Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia.
Kesadaran hidup sehat, daya beli konsumen, dan harga terjangkau menjadi kunci pasar sayuran hidroponik. Saat ketiganya terbuka pasar tanpa batas membentang luas.
Pesaing Usaha
Di Indonesia terdapat beberapa usaha maupun perusahaan yang bergerak dalam bidang on farm budidaya produk hidroponik. Perusahaan berskala menengah sampai dengan besar, sedangkan usaha perseorangan berskala kecil sampai dengan besar. Daftar pesaing usaha produk hidroponik di Indonesia yang sampai saat ini baru diketahui oleh saya yaitu sebagai berikut :
No.
Nama Usaha/Perusahaan
Lokasi
1.
PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
Lembang, Bandung
2.
PT. Kebun Sayur Segar (Parung Farm)
Parung, Bogor
Cugenang, Cianjur
3.
PT. Kusumasatria Agrobia Tani Perkasa
Batu, Jawa Timur
4.
Jiri Farm
Curug Kulon, Tangerang
5.
PT. Saung Mirwan
Megamendung, Bogor
6.
Suran Farm
Cibodas, Lembang
7.
Syaugi Lettuce Hydroponic Farm
Ciputat, Tangerang Selatan
8.
Kebun Sayur
Tangerang Selatan, Banten
Pesaing tersebut memproduksi berbagai macam jenis komoditas hortikultura dengan sistem hidroponik maupun aeroponik.

 Segmentation, Targetting, Positioning
-          Segmentasi
Segmentasi pasar adalah proses memilih suatu pasar ke dalam berbagai kelompok pelanggan yang berperilaku sama atau memiliki kebutuhan serupa. Pemasaran segmen, segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Adapun segmentasi pada usaha sayuran hidroponik “Greeny Farm” yaitu :
Geografi          :
Wilayah Kota Jakarta dan Kota Bandung, maksud dari cakupan pasar ini adalah usaha sayuran selada hidroponik akan memasok ke beberapa restoran dan hotel yang berada di sekitar wilayah Jakarta dan Bandung. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan skala usaha, dimungkinkan untuk perluasan pasar sampai keluar wilayah tersebut. Penetapan segmentasi berdasarkan wilayah ini dikarenakan rencana lokasi usaha akan ditempatkan di daerah Cianjur yang memiliki akses distribusi yang mudah untuk ke wilayah Jakarta dan Bandung.
Demografi       :
·         Umur 5 tahun sampai dengan 70 tahun
·         Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
·         Pendidikan SMA, D3, S1, S2, S3
·         Agama semua yang dianut oleh masyarakat Indonesia
Psikografis       :
·         Kepribadian seseorang yang menyukai sayuran sehat, bersih, dan memiliki tampilan yang menarik
Perilaku           :
·         Tingkat pemakaian setiap hari mengkonsumsi sayuran
·         Kelas Sosial, konsumen yang mampu dan memiliki daya beli yang menegah sampai dengan tinggi
Targetting
 Targeting merupakan proses mengevaluasi dan membandingkan berbagai segmen pasar global, serta memilih satu atau lebih diantaranya sebagai pasar sasaran yang dinilai berpotensi paling besar untuk dilayani secara efektif dan efisien. Target konsumen untuk produk selada keriting hidroponik adalah :
·         Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
·         Memiliki usaha restoran dan perhotelan dengan skala usaha menengah keatas (konsumen pengusaha)
·         Memiliki pendapatan Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,- per bulan (untuk konsumen perseorangan)
Positioning
Positioning adalah cara produk itu didefinisikan oleh konsumen berdasarkan sejumlah atribut atau tempat produk tertentu dipikiran konsumen secara relatif terhadap konsumen yang bersaing. Positioning berusaha menempatkan produk dalam benak pelanggan sasaran sedemikian rupa, sehingga memperoleh posisi yang unik dan unggul ini didapatkan dari berbagai diferensiasi. Positioning untuk produk sayuran selada hidroponik adalah ‘Produk sayuran sehat, bersih, indah, dan berkualitas yang dibudidayakan dengan menggunakan teknologi hidroponik’. Tag line yang dipilih untuk positioning pada produk ini yaitu : “let’s come to hydroponic style”. Dengan tag line tersebut konsumen, customer, maupun masyarakat diajak untuk mendatangi gaya konsumsi produk hidroponik agar mengikuti perkembangan pertanian saat di Indonesia maupun di dunia. Dengan positioning ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal produk hidroponik, konsumen diharapkan dapat menjadi loyal dalam mengkonsumsi produk hidroponik, dan customer diharapkan dapat terus setia untuk memasok bahan bakunya dari usaha Greeny Farm ini.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Product, mengacu pada value yang terdapat pada produk tersebut, bagaimana produk tersebut memenuhi kebutuhan konsumen, serta penanganan kualitasnya. Daun selada kaya akan antioksidan seperti betakarotin, folat dan lutein serta mengandung indol yang berkhasiat melindungi tubuh dari serangan kanker. Kandungan serat alaminya dapat menjaga kesehatan organ-organ pencernaan. Keragaman zat kimia yang dikandungnya menjadikan selada tanaman multikhasiat. Selada juga dapat berfungsi sebagai obat pembersih darah, mengatasi batuk, radang kulit, sulit tidur serta gangguan wasir (Wahyudi, 2005).
Selada umumnya dimakan mentah (lalap), dibuat salad atau disajikan dalam berbagai bentuk masakan Eropa maupun Cina. Jarang sekali selada disayur masak, karena rasanya menjadi kurang enak. Selada mengandung gizi cukup tinggi terutama sumber mineral. Kandungan zat gizi dalam 100 g selada antara lain kalori 15,00 kal, protein 1,20 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 2,9 g, Ca 22,00 mg, P 25 mg, Fe 0,5 mg, Vitamin A 540 SI, Vitamin B 0,04 mg, dan air 94,80 g (Rukmana,1994).
Produk sayur selada keriting hidroponik akan dikemas dengan menggunakan kemasan plastik yang tercantum nama produk, label usaha, alamat usaha, keterangan produk, dan beberapa atribut lainnya. Gambaran kemasan produk selada keriting hidroponik seperti gambar dibawah ini :
Gambar 1. Kemasan 250 gr Sayuran Selada Keriting Aeroponic Milik Amazing Farm
Produk pada usaha ini dijual dengan ukuran 250 gr (sedang) dan ukuran 1 kg (besar). Terdapat 2 ukuran sedang dan besar, hal ini disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dalam membeli produk. Jumlah produk yang akan dijual setiap per siklus atau setiap bulannya yaitu 760 kg (sudah dikurangi dengan persentase kegagalan 5%) atau dengan berjumlah 760 pack produk yang sudah dikemas.
Price, mengacu pada harga produk tersebut agar konsumen rela mengorbankan uangnya untuk membeli produk tersebut. Hal ini juga mencakup strategi penentuan harga produk tersebut agar bisa bersaing dengan produk kompetitor. Harga yang ditetapkan untuk satu produk sayur selada hidroponik adalah Rp. 40.000,-/kg dan Rp. 10.000,-/250 gr. Harga tersebut sudah disesuaikan dengan analisis perhitungan biaya, pendapatan serta keuntungan, kualitas grade A dan B, BEP rupiah, daya beli konsumen, dan harga di pasaran. Sedangkan untuk hasil panen dengan kualitas grade C akan dipasarkan pada pasar tradisional dengan harga yang sesuai di pasar.

Price           = HPP + Margin
                        = Rp. 30.706 + Rp. 9.294
            = Rp.  40.000,-/kg ~ Rp. 10.000,-/250gr
(Perhitungan lebih jelas terdapat di aspek finansial )
Place, mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan, bagaimana agar tempatnya bisa dijangkau oleh konsumen. Konsumen perseorangan maupun akan mendapatkan produk sayur selada hidroponik di restoran ataupun hotel mewah di daerah sekitar Jakarta dan Bandung. Sedangkan untuk konsumen pengusaha maupun customer akan mendapatkan produk di lokasi tempat usaha yang berada di Cianjur.
Promotion, merupakan konsep bauran pemasaran yang terakhir, mengacu pada cara mempromosikan produk tersebut agar diterima konsumen dan melakukan pembelian. Produk sayur selada keriting hidroponik akan dipromosikan pada media sosial seperti facebook, twitter, dan blog. Selain itu promosi akan dilakukan pada seminar-seminar maupun pelatihan tentang hidroponik dan aeroponik. Promosi pada media cetak seperti majalah kesehatan, dan majalah pertanian.

Perencanaan Bisnis Selada Keriting Hidroponik #1


 Latar Belakang Perencanaan Bisnis Selada Keriting Hidroponik


Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
Sektor pertanian Indonesia terdiri dari tiga sub sektor yaitu sub sektor tanaman perkebunan, tanaman pangan dan tanaman hortikultura. Hortikultura sebagai salah satu sub sektor pertanian terdiri dari berbagai jenis tanaman hias, sayuran, buah-buahan dan tanaman obat-obatan. Produk Hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan berperan dalam memenuhi gizi masyarakat terutama vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya. Saat ini di perkotaan mulai banyak bermunculan restoran-restoran  yang menyajikan menu masakan berbahan sayur yang berkualitas. Jasa kuliner tersebut memerlukan pasokan sayuran yang mendukung menu sajiannya, tidak hanya restoran hotel-hotel pun mencari komoditi sayuran yang berkualitas.
Sistem pertanian hidroponik juga memungkinkan kita untuk tetap dapat menumbuhkan tanaman meski dalam kondisi terbatasnya lahan yang ada dan ini tidak dapat dilakukan dalam pertanian konvensional maupun organik. Disamping itu meskipun secara ekonomis pada awalnya investasi yang dibutuhkan dalam penggunaan sistem hidroponik cukup besar namun selanjutnya justru akan lebih murah, sebab tenaga kerjanyapun tidak perlu terlalu banyak. Kerusakan tanaman juga dapat lebih diminimalkan dan tentu memiliki bentuk visual yang lebih menarik dan bersih baik tanamannya maupun lingkungan, sehingga cukup baik dari segi estetika.
Kelebihan bercocok tanam dengan menggunakan sistem hidroponik yaitu, dapat dilakukan pada ruang/tempat yang terbatas dan higienis, tanaman tumbuh lebih cepat dan dapat menghemat penggunaan pupuk, lebih terjamin dan bebas dari serangga dan hama penyakit, produksi tanaman lebih tinggi dibanding dengan menggunakan media tanam tanah biasa, efisien dalam teknis perawatan dan peralatan yang digunakan, dan kualitas tanaman yang dihasilkan lebih bagus dan tidak kotor.
(dari berbagai sumber
 

♪my kawaii (◕‿◕✿) Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez