Friday, April 5, 2013

prospek agribisnis hortikultura 5 tahun kedepan di Indonesia

Posted by Unknown at 7:09 AM





Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.
Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florakultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisable atau mudah rusak karena segar.
” Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat, kayu dan batu jadi tanaman… ” begitu lirik dari penyanyi kondang jaman dahulu, Koes Plus. Indonesia diketahui memiliki keragaman jenis buah-buahan dan sayuran tergolong tertinggi di dunia, namun ironisnya buah-buahan impor termasuk yang berasal dari negeri subtropis membanjiri pasar domestik. Di pasaran lokal buah-buahan yang berasal dari Thailand, Cina, dan Australia, diantaranya sudah begitu dikenal, sedangkan buah-buahan tropis asal negeri sendiri tenggelam dengan produk impor. Ada dua faktor yang mendukung prospek pengembangan agribisnis di Indonesia yaitu,
1.       Penduduk yang semakin bertambah sehingga kebutuhan pangan juga bertambah
2.       Meningkatnya pendapatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan pangan berkualitas dan beragam, keragaman produk menuntut adanya pengolahan hasil dari agroindustri
Tetapi ada juga faktor penting yang menghambat pengembangan agribisnis lima tahun kedepan yaitu lahan pertanian di Indonesia yang mulai berkurang. Berdasarkan survei para ahli Pertanian kita, lahan-lahan pertanian di Nusantara ini sudah lebih dari 60 persen dalam kondisi kritis, dalam arti unsur hara tanah sudah jauh di bawah kadar normal yang 4 – 5 persen. Banyak lahan-lahan pertanian yang unsur haranya tinggal 2 persen, bahkan ada yang 1 persen. Dikatakan bahwa penggerusan unsur hara ini terjadi akibat pemakaian pupuk pupuk kimia sintetis, juga pestisida dan obat-obatan kimia yang berlebihan. Selain unsur hara yang tergerus, pupuk-pupuk yang berbasis amonia seperti urea akan menurunkan PH tanah, dan juga membuat tanah semakin lama semakin keras ( bantat ) dan tandus. Akibat dari itu semua, tanah menjadi tandus, sakit dan hasil panen dari waktu ke waktu semakin merosot. Diperkirakan lima tahun kedepan tanah di Indonesia akan semakin berkurang juga dikarenakan alih fungsi lahan menjadi bangunan.
Akan tetapi selain itu kondisi kritis terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Barat, menurut berita di Indonesia 60 DAS tergolong kritis berat, 222 kritis dan 176 berpotensi kritis, akibat alih fungsi lahan yang membuat DAS tidak lagi berfungsi optimal. DAS telah rusak diakibatkan oleh pertanian, pemukiman dan industri. Pola pertanian tidak bijak harus dihindari, yakni budidaya pertanian di lereng lebih dari 15 persen, karena erosi pada lahan pertanian berlereng 3-15 persen akan menghilangkan tanah mencapai 97,5-423,6 ton per ha, padahal proses terbentuknya tanah hanya 10 ton per ha (Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian).
Hortikultura khususnya sayuran selain ditanam dengan media tanah, dapat juga ditanam dengan menggunakan media air dan udara. Media air (hydroponik) sangat menghemat lahan, karena yang  menjadi tempat untuk medianya berupa pipa PVC, bambu, botol plastik, atau pot. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka. Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia. Jadi karena adanya faktor keterbatasan lahan pertanian untuk lima tahun kedepan, bertanam dengan menggunakan media air (hydroponik) dapat menjadi solusi untuk prospek agribisnis holtikultura khususnya sayuran dan buah-buahan untuk lima tahun kedepan di Indonesia.
Banyak orang mengira bahwa budidaya tanaman sayur, hanya bisa dilakukan di dataran tinggi saja. Namun ternyata perkiraan itu salah, saat ini sayuran yang biasanya dibudidayakan di dataran tinggi juga bisa dibudidayakan di dataran rendah. Beberapa sayuran seperti sawi, kubis, slada, kembang kol, dan jagung manis sudah banyak dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 5 sampai 200 meter dpl.
Prospek bisnis budidaya sayur di daerah dataran rendah, memang sangat bagus. Seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan sayur, yang semakin hari terus meningkat. Sehingga banyak petani yang beralih untuk membudidayakan sayur, dibandingkan menanam padi atau palawija yang persaingan bisnisnya sudah sangat tinggi.
Prospek bisnis budidaya buah juga sama bagusnya dengan budidaya sayuran. Hampir semua orang menyukai aneka macam buah-buahan, bahkan produk ini telah menjadi salah satu bagian pokok dari menu makanan empat sehat lima sempurna (nasi, sayur, lauk-pauk, buah, dan susu). Jadi, tidaklah heran bila peluang pasar yang bisa kita bidik masih sangat luas. Mulai dari konsumen skala rumah tangga, para pedagang buah di pasar tradisional, sampai supermarket besar yang menawarkan buah-buahan segar kepada para konsumennya.
Sebenarnya semua jenis sayuran dan buah-buahan dapat dijadikan bisnis yang menguntungkan untuk lima tahun kedepan. Ada 6 jenis sayuran yang menjadi primadona pada musim semi yaitu,  selada, brokoli, sawi, kacang polong, lobak dan asparagus. Keenam sayuran tersebut dapat dibudidayakan dan dijadikan bisnis menguntungkan jika target pasar ke luar negeri (ekspor). Di indonseia sayuran yang banyak diminati oleh konsumen adalah cabai, karena cabai mampu menyebabkan tingginya laju inflasi nasional. Hal ini menunjukan bahw cabai benar-benar merupakan komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, permintaan cabai untuk industri juga terus meningkat seiring dengan makin maraknya industri pengolahan bahan makanan yang menggunakan cabai sebagai bahan baku utamannya, seperti industri sambal, saus, mi instan hingga industri farmasi seperti koyo dan balsem.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan. Cabai termasuk salah satu tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata (dengan menggunakan sistem tanam hidroponik), selain cabai juga ada jenis sayuran lainnya seperti paprika, tomat, timun jepang, melon, terong jepang, dan selada. Jadi saran untuk prospek bisnis lima tahun kedepan di Indonesia adalah budidaya cabai hidroponik. Metode  bertanam hidroponik yang digunakan juga bervariasi seperti teknik dengan media air, teknik dengan media berupa agregat (kerikil, arang, atau pasir), dan teknik dengan Nutrient Film Technique (NFT).
Kunci sukses seorang yang ingin berbisnis tanaman hortikultura yaitu dengan memberikan perawatan yang baik bagi tanaman yang dibudidayakan, mulai dari sistem pengairan, pemupukan, hingga pemeliharaan pada saat panen maupun pasca panen, diharapkan tanaman buah yang kita budidayakan bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan komoditas buah dengan kualitas unggul. Semakin bagus kualitas buah yang kita panen, maka semakin tinggi pula harga tawarnya di pasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Prajnanta, Final.2010.38 Kiat Sukses Bertanam Cabai di Musim Hujan.Penebar Swadaya: Jakarta.

1 comments on "prospek agribisnis hortikultura 5 tahun kedepan di Indonesia"

Unknown on May 27, 2014 at 5:30 PM said...

Amin terimakasih atas informasinya :)

Post a Comment

Friday, April 5, 2013

prospek agribisnis hortikultura 5 tahun kedepan di Indonesia






Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.
Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florakultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisable atau mudah rusak karena segar.
” Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat, kayu dan batu jadi tanaman… ” begitu lirik dari penyanyi kondang jaman dahulu, Koes Plus. Indonesia diketahui memiliki keragaman jenis buah-buahan dan sayuran tergolong tertinggi di dunia, namun ironisnya buah-buahan impor termasuk yang berasal dari negeri subtropis membanjiri pasar domestik. Di pasaran lokal buah-buahan yang berasal dari Thailand, Cina, dan Australia, diantaranya sudah begitu dikenal, sedangkan buah-buahan tropis asal negeri sendiri tenggelam dengan produk impor. Ada dua faktor yang mendukung prospek pengembangan agribisnis di Indonesia yaitu,
1.       Penduduk yang semakin bertambah sehingga kebutuhan pangan juga bertambah
2.       Meningkatnya pendapatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan pangan berkualitas dan beragam, keragaman produk menuntut adanya pengolahan hasil dari agroindustri
Tetapi ada juga faktor penting yang menghambat pengembangan agribisnis lima tahun kedepan yaitu lahan pertanian di Indonesia yang mulai berkurang. Berdasarkan survei para ahli Pertanian kita, lahan-lahan pertanian di Nusantara ini sudah lebih dari 60 persen dalam kondisi kritis, dalam arti unsur hara tanah sudah jauh di bawah kadar normal yang 4 – 5 persen. Banyak lahan-lahan pertanian yang unsur haranya tinggal 2 persen, bahkan ada yang 1 persen. Dikatakan bahwa penggerusan unsur hara ini terjadi akibat pemakaian pupuk pupuk kimia sintetis, juga pestisida dan obat-obatan kimia yang berlebihan. Selain unsur hara yang tergerus, pupuk-pupuk yang berbasis amonia seperti urea akan menurunkan PH tanah, dan juga membuat tanah semakin lama semakin keras ( bantat ) dan tandus. Akibat dari itu semua, tanah menjadi tandus, sakit dan hasil panen dari waktu ke waktu semakin merosot. Diperkirakan lima tahun kedepan tanah di Indonesia akan semakin berkurang juga dikarenakan alih fungsi lahan menjadi bangunan.
Akan tetapi selain itu kondisi kritis terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Barat, menurut berita di Indonesia 60 DAS tergolong kritis berat, 222 kritis dan 176 berpotensi kritis, akibat alih fungsi lahan yang membuat DAS tidak lagi berfungsi optimal. DAS telah rusak diakibatkan oleh pertanian, pemukiman dan industri. Pola pertanian tidak bijak harus dihindari, yakni budidaya pertanian di lereng lebih dari 15 persen, karena erosi pada lahan pertanian berlereng 3-15 persen akan menghilangkan tanah mencapai 97,5-423,6 ton per ha, padahal proses terbentuknya tanah hanya 10 ton per ha (Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian).
Hortikultura khususnya sayuran selain ditanam dengan media tanah, dapat juga ditanam dengan menggunakan media air dan udara. Media air (hydroponik) sangat menghemat lahan, karena yang  menjadi tempat untuk medianya berupa pipa PVC, bambu, botol plastik, atau pot. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka. Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia. Jadi karena adanya faktor keterbatasan lahan pertanian untuk lima tahun kedepan, bertanam dengan menggunakan media air (hydroponik) dapat menjadi solusi untuk prospek agribisnis holtikultura khususnya sayuran dan buah-buahan untuk lima tahun kedepan di Indonesia.
Banyak orang mengira bahwa budidaya tanaman sayur, hanya bisa dilakukan di dataran tinggi saja. Namun ternyata perkiraan itu salah, saat ini sayuran yang biasanya dibudidayakan di dataran tinggi juga bisa dibudidayakan di dataran rendah. Beberapa sayuran seperti sawi, kubis, slada, kembang kol, dan jagung manis sudah banyak dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 5 sampai 200 meter dpl.
Prospek bisnis budidaya sayur di daerah dataran rendah, memang sangat bagus. Seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan sayur, yang semakin hari terus meningkat. Sehingga banyak petani yang beralih untuk membudidayakan sayur, dibandingkan menanam padi atau palawija yang persaingan bisnisnya sudah sangat tinggi.
Prospek bisnis budidaya buah juga sama bagusnya dengan budidaya sayuran. Hampir semua orang menyukai aneka macam buah-buahan, bahkan produk ini telah menjadi salah satu bagian pokok dari menu makanan empat sehat lima sempurna (nasi, sayur, lauk-pauk, buah, dan susu). Jadi, tidaklah heran bila peluang pasar yang bisa kita bidik masih sangat luas. Mulai dari konsumen skala rumah tangga, para pedagang buah di pasar tradisional, sampai supermarket besar yang menawarkan buah-buahan segar kepada para konsumennya.
Sebenarnya semua jenis sayuran dan buah-buahan dapat dijadikan bisnis yang menguntungkan untuk lima tahun kedepan. Ada 6 jenis sayuran yang menjadi primadona pada musim semi yaitu,  selada, brokoli, sawi, kacang polong, lobak dan asparagus. Keenam sayuran tersebut dapat dibudidayakan dan dijadikan bisnis menguntungkan jika target pasar ke luar negeri (ekspor). Di indonseia sayuran yang banyak diminati oleh konsumen adalah cabai, karena cabai mampu menyebabkan tingginya laju inflasi nasional. Hal ini menunjukan bahw cabai benar-benar merupakan komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, permintaan cabai untuk industri juga terus meningkat seiring dengan makin maraknya industri pengolahan bahan makanan yang menggunakan cabai sebagai bahan baku utamannya, seperti industri sambal, saus, mi instan hingga industri farmasi seperti koyo dan balsem.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan. Cabai termasuk salah satu tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata (dengan menggunakan sistem tanam hidroponik), selain cabai juga ada jenis sayuran lainnya seperti paprika, tomat, timun jepang, melon, terong jepang, dan selada. Jadi saran untuk prospek bisnis lima tahun kedepan di Indonesia adalah budidaya cabai hidroponik. Metode  bertanam hidroponik yang digunakan juga bervariasi seperti teknik dengan media air, teknik dengan media berupa agregat (kerikil, arang, atau pasir), dan teknik dengan Nutrient Film Technique (NFT).
Kunci sukses seorang yang ingin berbisnis tanaman hortikultura yaitu dengan memberikan perawatan yang baik bagi tanaman yang dibudidayakan, mulai dari sistem pengairan, pemupukan, hingga pemeliharaan pada saat panen maupun pasca panen, diharapkan tanaman buah yang kita budidayakan bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan komoditas buah dengan kualitas unggul. Semakin bagus kualitas buah yang kita panen, maka semakin tinggi pula harga tawarnya di pasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Prajnanta, Final.2010.38 Kiat Sukses Bertanam Cabai di Musim Hujan.Penebar Swadaya: Jakarta.

1 comment:

 

♪my kawaii (◕‿◕✿) Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez