Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat
diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara
lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan
pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi
pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit,
panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode
budidaya pertanian modern.
Hortikultura
merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura
memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga
(florakultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan
(biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura
adalah perisable atau mudah rusak
karena segar.
” Orang bilang tanah kita tanah surga,
tongkat, kayu dan batu jadi tanaman… ” begitu lirik dari penyanyi kondang jaman
dahulu, Koes Plus. Indonesia diketahui memiliki keragaman
jenis buah-buahan dan sayuran tergolong tertinggi di dunia, namun ironisnya
buah-buahan impor termasuk yang berasal dari negeri subtropis membanjiri pasar
domestik. Di pasaran lokal buah-buahan yang berasal dari Thailand, Cina, dan
Australia, diantaranya sudah begitu dikenal, sedangkan buah-buahan tropis asal
negeri sendiri tenggelam dengan produk impor. Ada dua faktor yang mendukung
prospek pengembangan agribisnis di Indonesia yaitu,
1.
Penduduk yang
semakin bertambah sehingga kebutuhan pangan juga bertambah
2.
Meningkatnya
pendapatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan pangan berkualitas dan
beragam, keragaman produk menuntut adanya pengolahan hasil dari agroindustri
Tetapi ada juga faktor penting yang
menghambat pengembangan agribisnis lima tahun kedepan yaitu lahan pertanian di
Indonesia yang mulai berkurang. Berdasarkan
survei para ahli Pertanian kita, lahan-lahan pertanian di Nusantara ini sudah
lebih dari 60 persen dalam kondisi kritis, dalam arti unsur hara tanah sudah
jauh di bawah kadar normal yang 4 – 5 persen. Banyak lahan-lahan pertanian yang
unsur haranya tinggal 2 persen, bahkan ada yang 1 persen. Dikatakan bahwa
penggerusan unsur hara ini terjadi akibat pemakaian pupuk pupuk kimia sintetis,
juga pestisida dan obat-obatan kimia yang berlebihan. Selain unsur hara yang
tergerus, pupuk-pupuk yang berbasis amonia seperti urea akan menurunkan PH
tanah, dan juga membuat tanah semakin lama semakin keras ( bantat ) dan tandus.
Akibat dari itu semua, tanah menjadi tandus, sakit dan hasil panen dari waktu
ke waktu semakin merosot. Diperkirakan lima tahun kedepan tanah di Indonesia
akan semakin berkurang juga dikarenakan alih fungsi lahan menjadi bangunan.
Akan tetapi selain itu kondisi kritis
terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Barat, menurut berita di Indonesia 60
DAS tergolong kritis berat, 222 kritis dan 176 berpotensi kritis, akibat alih
fungsi lahan yang membuat DAS tidak lagi berfungsi optimal. DAS telah rusak
diakibatkan oleh pertanian, pemukiman dan industri. Pola pertanian tidak bijak harus dihindari, yakni budidaya pertanian di
lereng lebih dari 15 persen, karena erosi pada lahan pertanian berlereng 3-15
persen akan menghilangkan tanah mencapai 97,5-423,6 ton per ha, padahal proses
terbentuknya tanah hanya 10 ton per ha (Sekretaris Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pertanian).
Hortikultura khususnya sayuran selain ditanam dengan media tanah, dapat
juga ditanam dengan menggunakan media air dan udara. Media air (hydroponik)
sangat menghemat lahan, karena yang
menjadi tempat untuk medianya berupa pipa PVC, bambu, botol plastik,
atau pot. Dengan
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam
mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan
buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi
permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka. Karena terbatasnya persediaan,
dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik ini sehingga peluang
bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk digeluti oleh para pengusaha
dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga yang
permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia. Jadi karena adanya
faktor keterbatasan lahan pertanian untuk lima tahun kedepan, bertanam dengan
menggunakan media air (hydroponik) dapat menjadi solusi untuk prospek
agribisnis holtikultura khususnya sayuran dan buah-buahan untuk lima tahun
kedepan di Indonesia.
Banyak orang mengira bahwa budidaya tanaman sayur, hanya bisa
dilakukan di dataran tinggi saja. Namun ternyata perkiraan itu salah, saat ini
sayuran yang biasanya dibudidayakan di dataran tinggi juga bisa dibudidayakan
di dataran rendah. Beberapa sayuran seperti sawi, kubis, slada, kembang kol,
dan jagung manis sudah banyak dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian
5 sampai 200 meter dpl.
Prospek bisnis budidaya sayur di daerah dataran rendah,
memang sangat bagus. Seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan
sayur, yang semakin hari terus meningkat. Sehingga banyak petani yang beralih
untuk membudidayakan sayur, dibandingkan menanam padi atau palawija yang
persaingan bisnisnya sudah sangat tinggi.
Prospek bisnis budidaya buah juga sama bagusnya dengan
budidaya sayuran. Hampir semua orang menyukai aneka macam buah-buahan, bahkan
produk ini telah menjadi salah satu bagian pokok dari menu
makanan empat sehat lima sempurna (nasi, sayur, lauk-pauk, buah, dan
susu). Jadi, tidaklah heran bila peluang pasar yang bisa kita bidik masih
sangat luas. Mulai dari konsumen skala rumah tangga, para pedagang buah di
pasar tradisional, sampai supermarket besar yang menawarkan buah-buahan segar
kepada para konsumennya.
Sebenarnya semua jenis sayuran dan buah-buahan dapat
dijadikan bisnis yang menguntungkan untuk lima tahun kedepan. Ada 6 jenis
sayuran yang menjadi primadona pada musim semi yaitu, selada, brokoli, sawi, kacang polong, lobak
dan asparagus. Keenam sayuran tersebut dapat dibudidayakan dan dijadikan bisnis
menguntungkan jika target pasar ke luar negeri (ekspor). Di indonseia sayuran
yang banyak diminati oleh konsumen adalah cabai, karena cabai mampu menyebabkan
tingginya laju inflasi nasional. Hal ini menunjukan bahw cabai benar-benar
merupakan komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, permintaan cabai untuk industri
juga terus meningkat seiring dengan makin maraknya industri pengolahan bahan
makanan yang menggunakan cabai sebagai bahan baku utamannya, seperti industri
sambal, saus, mi instan hingga industri farmasi seperti koyo dan balsem.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan
berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia
sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe
besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen,
yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan. Cabai
termasuk salah satu tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata (dengan
menggunakan sistem tanam hidroponik), selain cabai juga ada jenis sayuran
lainnya seperti paprika, tomat, timun jepang, melon, terong jepang, dan selada.
Jadi saran untuk prospek bisnis lima tahun kedepan di Indonesia adalah budidaya
cabai hidroponik. Metode bertanam
hidroponik yang digunakan juga bervariasi seperti teknik dengan media air,
teknik dengan media berupa agregat (kerikil, arang, atau pasir), dan teknik
dengan Nutrient Film Technique (NFT).
Kunci sukses seorang yang ingin berbisnis tanaman
hortikultura yaitu dengan memberikan perawatan yang baik bagi tanaman yang
dibudidayakan, mulai dari sistem pengairan, pemupukan, hingga pemeliharaan pada
saat panen maupun pasca panen, diharapkan tanaman buah yang kita budidayakan
bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan komoditas buah dengan kualitas
unggul. Semakin bagus kualitas buah yang kita panen, maka semakin tinggi pula
harga tawarnya di pasaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Prajnanta, Final.2010.38 Kiat Sukses Bertanam
Cabai di Musim Hujan.Penebar Swadaya: Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hortikultura (2 April 2013)
http://agropolitan-jatim.net/konten.detail.php?idKonten=38 (2
April 2013)
Amin terimakasih atas informasinya :)
ReplyDelete